Green Day Mengaku Diare Gara-Gara Trump
- Selama pertunjukan yang disiarkan televisi pada acara Dick Clark’s New Year’s Rockin’ Eve bersama Ryan Seacrest, Green Day mengubah lirik salah satu lagu mereka yang paling populer untuk mengkritik mantan Presiden Donald Trump.
Hiburan
JAKARTA – Baru-baru ini Ravel Entertainment mengatakan, Green Day akan menggelar konser di Jakarta, tepatnya di Carnaval Hall Ancol, Jakarta pada 15 Februari 2025. Konser ini akan menjadi bagian dari perayaan ulang tahun ke-10 festival musik Hammersonic.
Green Day band punk rock dari California, Amerika Serikat, telah menjadi ikon musik selama beberapa dekade. Dengan lagu-lagu yang penuh energi dan lirik yang bermakna, Green Day telah menarik jutaan penggemar di seluruh dunia.
Konser Green Day menjadi berita menyenangkan bagi para penggemar musik rock di Indonesia. Penjualan tiket akan dimulai pada 27 Agustus 2024 melalui situs resmi greendayjkt.com. Untuk harga tiketnya masih ramah kantong, mulai dari Rp1,58 juta hingga Rp2,65 juta.
- 7 Pernyataan Kontroversial Kepala BPIP Yulian Wahyudi
- ELSA Siap Merger dengan PDSI, Laba 2025 Diperkirakan Tembus Rp1,3 Triliun
- Proyek Plaza Seremoni IKN Habiskan Dana Rp381,7 Miliar
Mungkin belum semua tahu jika band ini dikenal sebagai kritikus Trump dan Kebijakan Amerika Serikat.
Selama pertunjukan yang disiarkan televisi pada acara Dick Clark’s New Year’s Rockin’ Eve bersama Ryan Seacrest, Green Day mengubah lirik salah satu lagu mereka yang paling populer untuk mengkritik mantan Presiden Donald Trump.
Dilansir dari USA Today, vokalis Billie Joe Armstrong mengubah lirik American Idiot dari “I’m not a part of the redneck agenda” menjadi “I’m not a part of a MAGA agenda.”
Kedua lirik tersebut sebenarnya menyampaikan pesan dan narasi yang serupa. Pada lirik versi asli, kata ‘redneck’ merujuk pada kelompok konservatif sayap kanan kulit putih yang sering disebut sebagai ‘redneck’ di AS.
Sedangkan dalam versi pengganti yang dianggap merujuk pada ‘MAGA,’ Green Day mengacu pada istilah yang digunakan dalam setiap kampanye presiden Donald Trump.
Slogan kampanye MAGA atau Make America Great Again sering dikaitkan dengan gerakan supremasi kulit putih di AS, yang juga terkait dengan julukan redneck dalam versi asli lirik American Idiot.
Ini bukan pertama kalinya band ini menyindir politisi tersebut. Pada saat manggung di festival iHeartRadio 2019 di Las Vegas, Green Day juga menyebutkan lirik "MAGA Agenda" untuk lagu yang sama. Sebelumnya, di American Music Awards 2016, band tersebut meneriakkan “No Trump, no KKK, no fascist USA” saat membawakan lagu “Bang Bang.”
Penolakan Green Day, terutama dari vokalis mereka, terhadap Trump sudah jelas terlihat. Dalam wawancara dengan Kerrang! pada 2016, Armstrong bahkan membandingkan Trump dengan pemimpin NAZI, Adolf Hitler.
“Hal terburuk yang saya lihat tentang Trump adalah siapa pendukung dia. Saya merasa kasihan dengan para pendukung itu, karena mereka biasanya adalah orang miskin yang tak berdaya. Mereka biasanya orang yang muak tapi sudah terbelenggu dengan kemarahan mereka,” kata Armstrong.
Adapun, dilansir dari Los Angeles Times, dalam wawancara dengan Kerrang! pada 2019, Armstrong menyatakan, “Saya tidak mendapatkan inspirasi dari Presiden Amerika Serikat, karena dia hanya … tidak ada apa-apanya.” Dia melanjutkan, “Trump membuat saya diare, tahu? Saya tidak ingin menulis lagu tentang itu.”
Pada tahun 2020, Armstrong membandingkan Trump dengan salah satu tokoh politik yang paling dibenci sepanjang masa. Dia mengatakan dalam wawancara Kerrang! 2020. “Saya rasa (Trump) adalah pemimpin negara yang paling memecah belah sejak Adolf Hitler.”
“Kedengarannya melodramatis untuk mengatakannya, tetapi jika tinggal di Amerika, itu benar adanya,” lanjutnya.
Green Day resmi kembali ‘berpolitik’ pada akhir 2023 melalui single “The American Dream is Killing Me,” yang merupakan bagian dari album terbaru mereka, “Saviors.”
“The American Dream is Killing Me” adalah lagu bertema politik pertama band punk tersebut setelah “American Idiot” pada tahun 2004. Lagu ini menyuarakan kritik mereka terhadap perubahan sosial di Amerika pada abad ke-21.
Hal ini tercermin dalam beberapa liriknya, seperti “It’s getting serious/Bulldoze your family home/Now it's a condo,” yang merujuk pada krisis perumahan di negara tersebut.
Lirik lain dari lagu tersebut juga mengacu pada dampak pengangguran dan peran media sosial yang tak terhindarkan dalam kehidupan.
Setelah merilis “The American Dream is Killing Me,” beberapa single lain seperti “Look Ma, No Brains!” juga diluncurkan sebagai persiapan untuk perilisan album “Saviors,” yang dijadwalkan hadir pada 19 Januari 2024 melalui Reprise/Warner.
Selain itu, untuk menyambut perilisan album baru “Saviors,” Green Day juga dilaporkan akan mengatur tur dunia berskala besar, sambil merayakan 30 tahun album “Dookie” dan 20 tahun “American Idiot.”
- Petronas Selesai Garap Seismik Seram-Aru Lebih Awal, Komitmen Pasti Rp106,9 Miliar
- Profil Glenny Kairupan, Orang Dekat Prabowo yang Menjadi Komisaris Garuda
- Menilik Potensi Sumber Pendapatan dari Sinergi Antara GOTO dan TLKM
Setelah Trump didakwa pada tahun 2023 karena upayanya untuk membatalkan hasil pemilihan presiden 2020, Green Day mengumumkan akan menjual kaos dengan foto wajah Trump yang memalukan, dengan kata ‘nimrod’ dipasang di wajahnya, untuk tujuan amal.
“Good Riddance,” tulis band tersebut dalam postingan Instagram pada bulan Agustus. “Kaos Ultimate Nimrod tersedia hanya selama 72 jam. Hasil penjualan kaos edisi terbatas ini akan disumbangkan kepada @greatergoodmusiccharity, yang menyediakan makanan bagi mereka yang terkena dampak kebakaran hutan di Maui.”