Grup Astra: United Tractors (UNTR) Koreksi Target Pendapatan 2020
UNTR menargetkan bahwa penjualan alat berat Komatsu sampai akhir tahun hanya akan menyentuh 1.400 unit. Produksi batu bara Pama total 110 juta ton dan OB 800 juta bcm.
Industri
JAKARTA – Capaian operasional PT United Tractors Tbk (UNTR) menunjukkan penurunan di sejumlah lini bisnis pada Agustus 2020. Menukil dari laporan bulanan perseroan, terlihat hanya lini penjualan alat berat saja yang mengalami peningkatan.
Anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini menjual 105 unit alat berat Komatsu. Perolehan tersebut naik 23,5% dibandingkan dengan realisasi penjualan Juli yang hanya 85 unit. Namun jika dilihat secara tahunan, realisasi penjualan alat berat ini rupanya mengalami penurunan 55,7% dari Agustus tahun sebelumnya sebanyak 2.359 unit, dan tahun ini hanya 1.043.
Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Lubis menjelaskan, penjualan alat berat ini mengalami penurunan lantaran kegiatan investasi alat berat di banyak sektor mengalami perlambatan. Hal demikian itu terjadi lantaran harga komiditas yang saat ini juga melempem dan adanya pandemi COVID-19.
“Penjualan alat berat dan yang terkait mengalami penurunan karena kegiatan investasi alat berat di banyak sektor mengalami perlambatan akibat harga komoditi yang rendah dan kondisi pandemi,” jelas Sara kepada TrenAsia.com melalui pesan singkat, Jumat 25 September 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Selain alat berat, volume produksi batu bara UNTR lewat anak usahanya PT Pamapersada Nusantara (Pama) juga mengalami penurunan 9,76% secara tahunan. Angkanya turun dari 84 juta ton Agustus tahun lalu menjadi 75,8 juta ton tahun ini.
Pun demikian dengan volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal/OB) yang juga turun 14,51% ke angka 561,1 juta bank cubic meter (BCM).
Begitu pula dengan penjualan batu bara melalui anak usaha PT Tuah Turangga Agung (TTA) yang merosot 41,09% ke angka 407.000 ton. Angka tersebut didapat dari penjualan batu bara kokas (coking) dengan perolehan 213.000 ton dan batu bara thermal 194.000 ton.
Namun jika dilihat secara tahunan, penjualan batu bara UNTR selama delapan bulan pertama 2020 ini rupanya mengalami kenaikan 6,13% menjadi 6,72 ton dari sebelumnya 6,16 juta ton.
“Penjualan batu bara sedikit naik karena kapasitas masih stabil dan di Agustus ada jadwal pengiriman kapal,”ungkap Sara.
Koreksi target
Di sisi lain, penjualan emas PT Agincourt Resources lewat Tambang Emas Martabe mencapai 22.000 ons atau 15,3% secara bulanan. Jika diakumulasikan, penjualan UNTR sepanjang Januari-Agustus 2020 telah menyentuh angka 233.600 ons. Angka ini turun 12% dibandingkan dengan realisasi penjualan pada periode yang sama tahun lalu, yakni 267.900 ons.
Dengan pencapaian ini, UNTR menargetkan bahwa penjualan alat berat Komatsu sampai akhir tahun hanya akan menyentuh 1.400 unit. Produksi batu bara Pama total 110 juta ton dan OB 800 juta bcm.
“Coal sales sekitar 7,8-7,9 juta ton. Gold sales sekitar 250.000-300.000 oz,” pungkas dia. Target ini sedikit turun dibandingkan dengan capaian tahun lalu, yakni 8,4 juta untuk batu bara, dan 410.000 ons untuk emas.
Pada perdagangan Jumat, 25 September 2020, saham UNTR menjelang penutupan bergerak naik 1,42% sebesar 325 poin ke level Rp23.200 per lembar. Kapitalisasi pasar saham UNTR mencapai Rp86,53 triliun dengan imbal hasil 17,37% dalam setahun terakhir. (SKO)