Grup Bakrie: VIVA Jual Saham ANTV di Harga Premium untuk Bayar Utang Rp2,43 Triliun
Emiten media PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) menjual mahal 15,29 miliar lembar setara 39% saham televisi ANTV, PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) untuk membayar utang Rp2,43 triliun. Harga saham MDIA dihargai Rp158,75 per lembar, jauh lebih mahal dari harga terkini Rp55 per lembar.
Korporasi
JAKARTA – Emiten media PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) menjual mahal 15,29 miliar lembar setara 39% saham televisi ANTV, PT Intermedia Capital Tbk (MDIA) untuk membayar utang Rp2,43 triliun. Harga saham MDIA dihargai Rp158,75 per lembar, jauh lebih mahal dari harga terkini Rp55 per lembar.
Perusahaan media Grup Bakrie ini menjual saham MDIA kepada Reliance Capital International Limited (RCIL) yang didirikan di British Virgin Islands. RCIL merupakan pihak yang menerima pengalihan hak dari Kreditur Facility untuk menyelesaikan utang VIVA berdasarkan Debt Settlement Agreement sebesar US$171,83 juta setara Rp2,43 triliun (kurs Rp14.130 per dolar Amerika Serikat).
Dalam keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 3 Februari 2021, Direktur Utama Visi Media Asia Anindya Novyan Bakrie menjelaskan transaksi penjualan saham MDIA merupakan bagian dari skema pelunasan seluruh utang VIVA berdasarkan Junior Facility Agreement dan utang PT Cakrawala Andalas Televisi (CAT) dan PT Lativi Mediakarya (LM) berdasarkan Senior Facility Agreement sebagaimana telah disepakati dalam Debt Settlement Agreement.
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
- Pemberdayaan Perempuan di Perusahaan Jepang Masih Alami Krisis Pada Tahun 2021
Perjanjian penyelesaian utang tersebut terdiri dari empat hal utama. Pertama, posisi akhir total pinjaman pokok VIVA yang terutang sebesar US$239,77 juta yang terdiri dari utang pokok berdasarkan Junior Facility Agreement sebesar US$78,37 juta dan utang pokok berdasarkan Senior Facility Agreement sebesar US$161,39 juta.
Kedua, sebagian utang Senior Facility yang menjadi tanggung jawab CAT (ANTV) akan diselesaikan melalui Fasilitas Refinancing yang akan diperoleh CAT dari perbankan nasional sebesar Rp960 miliar setara dengan US$67,94 juta.
Ketiga, total utang pokok setelah dikurangi Cash Settlement atau US$171,83 juta setara Rp2,43 triliun.
Keempat, seluruh bunga dan biaya-biaya yang telah timbul dan belum dibayarkan sehubungan dengan Senior Facility dan Junior Facility dihapuskan.
Restu Pemegang Saham
Transaksi penjualan saham ini merupakan transaksi material yang memerlukan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Manajemen VIVA menjadwalkan RUPSLB berlangsung pada 15 Maret 2021.
Dalam laporan keuangan Intermedia Capital yang sempat dipimpin oleh Erick Thohir, per 30 September 2020, VIVA menguasai 89,99% saham MDIA. Sisanya, saham MDIA dikempit oleh investor publik 10% dan Ahmad Zulfikar Said memiliki 0,01% saham.
Jika transaksi ini resmi berlangsung, VIVA masih menguasai 51% saham MDIA. Kemudian, RCIL bakal menggenggam 39%, investor publik memiliki 10%, dan Ahmad Zulfikar Said memiliki 0,01% saham MDIA. Anindya menyatakan transaksi ini tidak menyebabkan perubahan pengendalian terhadap MDIA dan anak usahanya.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Transaksi penjualan saham dilaksanakan dengan mekanisme free of payment (FOP) sesuai dengan Keputusan Direksi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia No:KEP-0021/DIR/KSEI/0720 tertanggal 29 Juli 2020.
FOP adalah instruksi pemindahbukuan efek tanpa pembayaran dana yang dipergunakan oleh pemegang rekening untuk menyampaikan instruksi serah atau terima efek tanpa disertai pembayaran dana.
Sementara itu per 30 September 2020, saham seri A VIVA digenggam oleh PT Bakrie Global Ventura 53,69%, Credit Suisse AG Singapore Trust A/C Clients 6,9%, dan publik 33,13%. Sedangkan saham seri B digenggam oleh Credit Suisse AG Singapore Trust A/C Clients 1,82% dan publik 4,46%.
Total liabilitas jangka pendek VIVA mencapai Rp8,03 triliun dengan liabilitas jangka panjang Rp415,2 miliar. Sedangkan, ekuitas perseroan mencapai Rp45,05 miliar dengan total aset Rp8,49 triliun.
Khusus pinjaman bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam setahun mencapai Rp3,57 triliun. Adapun, saldo kas dan setara kas perseroan mencapai Rp47,9 miliar.
Pada perdagangan Rabu, 3 Februari 2021, dari data Bloomberg, saham VIVA ditutup stagnan di level Rp50 per lembar. Kapitalisasi pasar saham VIVA mencapai Rp823,2 miliar.
Saat bersamaan, saham MDIA ditutup terkoreksi 1,79% sebesar 1 poin ke level Rp55 per lembar. Kapitalisasi pasar saham MDIA mencapai Rp2,15 triliun dengan imbal hasil 10% dalam setahun terakhir. (SKO)