<p>Gerai ritel modern Hyfresh Supermarket milik PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dari Lippo Group / Facebook @hyfreshid</p>
Industri

Grup Lippo: Rogoh Kocek Rp80 miliar, Matahari Putra Buka 16 Gerai Hyfresh

  • Emiten retail Grup Lippo, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) berencana membuka 16 gerai Hyfresh baru pada 2021. Dana sekitar Rp80 miliar disiapkan untuk bisa merealisasikan rencana ini.

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Emiten retail Grup Lippo, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) berencana membuka 16 gerai Hyfresh baru pada 2021. Dana sekitar Rp80 miliar disiapkan untuk bisa merealisasikan rencana ini.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan Matahari Putra Prima Danny Kojonginan mengungkapkan, 16 gerai itu bakal dibangun dengan konsep stand alone di kawasan hunian, baik perumahan maupun superblok. Desainnya bakal dibuat lebih minimalis dengan luasan rerata 500-600 meter persegi.

Pembangunan gerai ini sekaligus menjadi upaya perseroan untuk melanjutkan rencana perusahaan yang sempat tertunda lantaran pandemi COVID-19.

“Kalau pandemi sudah berakhir, kondisi ritel sudah kondusif, dan kondisi ekonomi sudah kondusif juga, kita tentu akan membangun gerai-gerai baru,” terang Danny dalam paparan publik virtual, Jumat 16 Oktober 2020.

Sementara waktu, sambung Danny, perseroan hanya bisa melakukan efisiensi untuk menyelematkan likuiditas perusahaan. Beberapa cara yang dilakukan antara lain, melakukan negosiasi ulang perjanjian sewa, pemangkasan karyawan kontrak, hingga penutupan gerai sementara.

Hingga September 2020, MPPA tercatat sudah menutup sebanyak 8 gerai ritel di wilayah Bali dan Jambi. Gerai-gerai tersebut, jelas Danny, merupakan gerai yang memberikan dampak paling negatif bagi perseroan.

“Ada beberapa gerai yang ditutup sementara terutama yang terkena dampak sangat negatif untuk mengurangi atau menanggulangi kerugian lebih lanjut.,” kata dia.

Di samping itu, MPPA juga berusaha mengubah strategi perusahaan untuk mulai fokus pada penjualan digital. MPPA merangkul beberapa loka pasar (market place) seperti Grab dan Shopee untuk dapat melakukan penjualan secara digital.

Sejauh ini, penjualan melalui platform digital telah memberikan sumbangsih 5%-6% dari total penjualan reguler. Targetnya, sampai akhir tahun nanti penjualan digital bisa meningkat hingga 10%-15%.

“Mungkin ke depan ada beberapa operator market place lainnya,” pungkas dia. (SKO)