Grup Lippo: Terpukul PSBB, Matahari Departement Store Babak Belur
CEO dan Wakil Presiden Direktur Matahari Terry O’Connor mengatakan menurunnya kinerja perusahaan merupakan dampak pandemi COVID-19. Penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat perseroan menutup sementara sejumlah gerainya.
Industri
JAKARTA – Emiten ritel Grup Lippo PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) mengantongi rugi bersih sebesar Rp617 miliar hingga kuartal III-2020. Kerugian tersebut dialami perusahaan ritel ini lantaran pendapatannya merosot selama periode itu.
Hingga September 2020, penjualan kotor emiten bersandi saham LPPF itu tercatat sebesar Rp5,9 triliun. Jumlah itu melorot 57,6% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu. Pendapatan bersih pun ikut merosot 57,5% (year-on-year/yoy) menjadi sebesar Rp3,3 triliun.
CEO dan Wakil Presiden Direktur Matahari Terry O’Connor mengatakan menurunnya kinerja perusahaan merupakan dampak pandemi COVID-19. Penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat perseroan menutup sementara sejumlah gerainya.
“Ketika pada tanggal 14 September, PSBB diimplementasikan kembali di Jakarta dan adanya pembatasan operasional di lokasi lainnya, hal ini menyebabkan Matahari menutup beberapa gerainya untuk sementara. Sehingga memperlambat kinerja pada kuartal tersebut,” ujarnya lewat siaran pers, Kamis, 22 Oktober 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Dia mengaku kinerja perusahaan mulai pulih secara bertahap. Untuk mengurangi imbas dari krisis ini, perseroan melakukan pengetatan biaya, termasuk upaya negosiasi untuk memperoleh keringanan sewa. Sehingga beban operasional dapat ditekan 26,2% di kuartal III-2020.
Tutup Gerai
Saat ini jumlah gerai yang masih beroperasi ada sebanyak 153 unit yang tersebar di 76 kota di seluruh Indonesia. Pandemi COVID-19 telah membuat perseroan menutup secara permanen sejumlah gerai yang kinerja kurang baik.
“Sepanjang tahun ini, tujuh gerai format besar dan seluruh gerai khusus ditutup. Kemudian, tiga gerai format besar dibuka,” tutur dia.
Saham LPPF digenggam oleh konglomerat Mochtar Riady lewat PT Multipolar Tbk (MLPL). Perusahaan itu kini dikendalikan oleh anaknya, James T. Riady. Mochtar Riady adalah konglomerat terkaya ke-12 di Indonesia versi majalah Forbes 2019. Kekayaannya ditaksir mencapai US$2,1 miliar setara Rp33,6 triliun dari properti, ritel, kesehatan, media, dan pendidikan.
Pada perdagangan akhir pekan, Jumat, 23 Oktober 2020, saham LPPF ditutup merosot 2,48% sebesar 25 poin ke level Rp985 per lembar. Kapitalisasi pasar saham LPPF mencapai Rp2,58 triliun. (SKO)