<p>Semen Tiga Roda milik PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk. / Facebook @harmoni3roda</p>
Industri

Grup Salim: Pangsa Pasar Naik, Laba Indocement Q3-2020 Malah Susut 5%

  • Emiten Grup Salim, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) melaporkan realisasi laba bersih perseroan kuartal III-2020 senilai Rp1,12 triliun.

Industri
Fajar Yusuf Rasdianto

Fajar Yusuf Rasdianto

Author

JAKARTA – Emiten Grup Salim, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) melaporkan realisasi laba bersih perseroan kuartal III-2020 senilai Rp1,12 triliun. Nilai tersebut turun 5% dibandingkan dengan perolehan laba pada kuartal yang sama tahun sebelumnya Rp1,18 triliun.

Penyusutan laba ini tidak lepas dari penurunan pendapatan perseroan yang pada kuartal III-2020 hanya menyentuh Rp10,15 triliun. Angka ini susut 10,6% dibandingkan dengan pendapatan neto perseroan pada periode yang sama tahun lalu Rp11,35 triliun.

Penjualan semen masih menjadi penyumbang terbesar pendapatan dengan proporsi 95,08% atau setara Rp9,65 triliun. Sementara penurunan terbesar terjadi pada penjualan agregat yang terkoreksi 91,1% dari Rp17,24 miliar menjadi Rp1,53 miliar.

Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Indocement Tunggal Prakarsa Antonius Marcos menjelaskan, penurunan ini utamanya (semen dan klinker) terjadi pada volume penjualan domestik yang terkoreksi 9,7% menjadi 12,1 juta ton atau turun 1.290 ton lebih rendah dari tahun lalu.

“Sedangkan permintaan semen domestik nasional turun sebesar 9 persen,” terang Antonius dalam rilis resminya, Selasa, 10 November 2020.

Market Share

Kendati demikian, Indocement rupanya masih mampu mencatatkan peningkatan pangsa pasar nasional sebesar 26% pada kuartal III-2020 ini. Persentase tersebut meningkat tipis dari pertumbuhan pangsa pasar pada periode sama tahun lalu yang hanya 25,7%.

Secara rinci, Antonius membeberkan, pertumbuhan pangsa pasar di Jawa mengalami peningkatan sebesar 30 basis poin dari 34,5% menjadi 34,8%. Sementara untuk wilayah luar Jawa, meningkat 80 basis poin dari 14,6% menjadi 15,4%.

“Pertumbuhan di luar Jawa didorong dari pulau-pulau utama disebabkan oleh pengoperasian penuh Kompleks Pabrik Tarjun setelah musim lebaran pertengahan tahun ini,” kata dia.

Dari sisi neraca keseimbangan, Indocement masih cukup kuat dengan kepemilikan ekuitas sebesar Rp22,34 triliun. Sementara liabilitas perseroan saat in hanya menyentuh Rp3,99 triliun.

Pun demikian dengan likuiditas perseroan yang masih cukup baik dengan pembukuan aset sebesar Rp26,34 triliun. Nilai tersebut terdiri dari aset lancar Rp11,82 triliun dan aset tidak lancar Rp14,51 triliun. (SKO)