Logo Sinarmas Land di kawasan Thamrin, Jakarta. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Korporasi

Grup Sinarmas: DSSA Stock Split 1:10 dan Private Placement Rp2,2 Triliun

  • Emiten energi dan infrastruktur milik Grup Sinarmas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menggelar pemecahan nominal saham (stock split) yang dilanjutkan dengan penambahan modal senilai Rp2,2 triliun.

Korporasi

Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA - Emiten energi dan infrastruktur milik Grup Sinarmas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) menggelar pemecahan nominal saham (stock split) yang dilanjutkan dengan penambahan modal senilai Rp2,2 triliun.

Berdasarkan keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia, Senin, 15 November 2021, disebutkan perseroan melakukan stock split saham biasa dengan rasio 1:10.

Jumlah saham sebelum stock split 770.552.320 menjadi 7.705.523.200 dengan nominal Rp250 per lembar menjadi Rp25 per lembar setelah pemecahan.

Pada perdagangan Senin, 15 November 2021, saham DSSA ditutup terkoreksi 0,25% sebesar 125 poin ke level Rp50.275 per lembar. Jika dengan asumsi tersebut, maka saham setelah stock split sebesar Rp5.027 per lembar.

Aksi stock split bertujuan  meningkatkan minat investor untuk membeli saham, menambah jumlah pemegang saham, meningkatkan likuiditas saham, dan mendukung pertumbuhan nilai perseroan.

Setelah aksi stock split, Dian Swastatika akan melanjutkan dengan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) alias private placement. Manajemen akan menerbitkan 10% saham baru dengan dua skema yakni dengan dan tanpa stock split.

Jika stock split berhasil digelar, maka perseroan menerbitkan 770.552.320 lembar saham baru dengan nominal Rp25. Namun jika stock split belum terwujud, maka perseroan menerbitkan maksimum 77.055.232 lembar saham baru dengan nominal Rp250.

Dengan asumsi stock split terjadi, perkiraan rata-rata harga saham pada 8 Oktober-12 November adalah Rp2.849 per lembar. Sedangkan jika stock split urung berlangsung, maka rerata harga saham Rp28.490 per lembar sehingga total dana yang bisa diraup dari private placement mencapai Rp2,2 triliun.

Saat ini, manajemen DSSA masih menjajaki kemungkinan masuknya investor strategis dalam private placement. Penambahan modal ini bertujuan untuk melunasi sebagian utang, memperkuat permodalan, mendukung pengembangan usaha, dan meningkatkan likuiditas saham perseroan.

Rencana penambahan modal dilakukan sekaligus maupun secara bertahap dalam waktu paling lambat 2 tahun hingga 21 Desember 2023.

Saham DSSA setelah stock split dan penambahan modal bakal digenggam oleh PT Sinar Mas Tunggal 54,45%, publik 36,46%, dan investor strategis 9,09%. Artinya, pemegang saham lama DSSA akan terdilusi 9,09%.

Untuk mengeksekusi kedua rencana itu, perseroan berencana menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Rabu, 22 Desember 2021.

Mengutip laporan keuangan interim di BEI, DSSA mencatatkan pendapatan sebesar US$937,57 juta atau setara Rp13,59 triliun (asumsi kurs Rp14.492 per dolar AS) pada semester I-2021. Jumlah ini meningkat 21,5% dari catatan semester I-2021 sebesar US$771,61 juta.

Pada bottom line, DSSA pun mencatatkan laba bersih atau laba yang teratribusikan pada pemilik entitas induk sebesar US$43,92 juta (Rp636,54 miliar). Jumlah ini melonjak 95,6% dari catatan periode yang sama tahun lalu US$22,46 juta.

Sepanjang semester I-2021, tercatat penurunan kas dan setara kas sebesar US$257,23 juta. Terdapat penggunaan kas untuk aktivitas pendanaan sebesar US$270,4 juta dengan US$252,53 juta dipakai untuk membayar utang bank dan lembaga keuangan jangka panjang.

Posisi kas DSSA pun tercatat sebesar US$352,34 juta pada akhir periode 30 Juni 2021, turun dari posisi awal tahun yang sebesar US$610,99 juta.

Aset DSSA tercatat sebesar US$3,01 miliar pada semester I-2021, meningkat dari posisi akhir 2020 US$2,9 miliar. Liabilitas tercatat sebesar US$1,13 miliar dan ekuitas tercatat lebih besar senilai US$1,88 miliar.