Essity (Reuters/Anna Ringstrom)
Dunia

Grup Sukanto Tanoto Berusaha Caplok Saham Produsen Tisu Swedia

  • RGE, sebuah grup berbasis di Singapura yang dimiliki miliarder Indonesia Sukanto Tanoto, dan perusahaan pulp dan kertas Indonesia, APP, muncul sebagai penawar serius di tahap akhir proses. Mereka tetap berada dalam pembicaraan ketika penawar lainnya tidak terlibat.
Dunia
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Dua produsen kertas asal Asia Tenggara, yaitu Royal Golden Eagle (RGE) dan Asia Pulp & Paper (APP), muncul sebagai penawar terakhir untuk saham 52% produsen kertas tisu asal Swedia, Essity, di perusahaan yang terdaftar di Hong Kong, yaitu Vinda International (3331.HK).

Informasi tersebut diketahui dari tiga orang yang memiliki pengetahuan langsung tentang masalah ini. Menurut dua dari orang tersebut yang enggan disebutkan namanya karena informasi ini bersifat rahasia, kesepakatan untuk perusahaan pembuat tisu dan popok, Vinda, bisa tercapai sebelum Natal jika salah satu tawaran tersebut memuaskan.

Dua orang tersebut menambahkan, RGE mengajukan tawaran tunai penuh, sementara penawaran dari APP memerlukan pendanaan dari pemberi pinjaman. Menurut salah satu sumber, tawaran kemungkinan besar akan mencerminkan premi kecil dari harga pasar Vinda.

Saham perusahaan berakhir 2,5% lebih tinggi pada HK$20,75 pada hari Selasa, menilai saham Essity sebesar HK$12,9 miliar (US$1,65 miliar), menurut data LSEG. Saham Vinda telah turun 9,8% sepanjang tahun ini. RGE menolak berkomentar. Essity, Vinda, dan APP juga tidak menanggapi permintaan komentar. 

Essity memulai proses penawaran untuk kepemilikannya pada bulan Mei yang menarik perusahaan ekuitas swasta termasuk Bain Capital, CVC Capital Partners dan DCP Capital, serta pemasok Vinda Brasil Suzano (SUZB3.SA), Reuters telah melaporkan. “Tawaran juga dapat menyebabkan pembelian perusahaan,” kata Vinda, dikutip dari Reuters, Rabu, 13 Desember 2023.

RGE, sebuah grup berbasis di Singapura yang dimiliki miliarder Indonesia Sukanto Tanoto, dan perusahaan pulp dan kertas Indonesia, APP, muncul sebagai penawar serius di tahap akhir proses. Mereka tetap berada dalam pembicaraan ketika penawar lainnya tidak terlibat.

Para sumber memberi peringatan, negosiasi berlangsung dinamis dan mungkin tidak menghasilkan kesepakatan. Penjualan saham Vinda oleh Essity terjadi ketika perusahaan multinasional meninjau keberadaan mereka di China atau kepemilikan mereka dalam bisnis China, di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dan perlambatan ekonomi China.

Pembuat produk kebersihan Swedia mengatakan ingin mengurangi pangsa penjualan grup divisi jaringan konsumennya dengan menjual saham Vinda. Didirikan pada tahun 1985, segmen bisnis inti Vonda meliputi produk kertas, pembalut wanita, serta popok dewasa dan bayi.

Seperti yang tercantum di situs web perusahaan, perusahaan ini memiliki delapan merek dan 13 pusat produksi, di mana 10 di antaranya berlokasi di China daratan. Dokumen pengajuan di Bursa Efek Hong Kong menunjukkan bahwa Direktur Manajer RGE, Belinda Tanoto, putri dari Tanoto, membangun kepemilikan sebesar 7% di Vinda yang terdaftar di Hong Kong melalui Beaumont Capital Fund pada bulan Oktober.

Dalam situsnya, Royal Golden Eagle (RGE) didirikan Sutanto Tanoto  tahun 1973. Kini RGE telah berkembang menjadi kelompok perusahaan manufaktur berbasis sumber daya dalam berbagai bisnis mulai dari pulp dan kertas hingga energi, dengan aset lebih dari US$30 miliar dan 60.000 karyawan.

Sedangkan Asia Pulp & Paper (APP) yang berbasis di Jakarta didirikan  tahun 1972 dan memiliki puluhan pabrik pulp dan kertas serta lebih dari satu juta hektar hutan. APP adalah bagian dari konglomerat Indonesia, Sinar Mas Group, yang didirikan oleh mendiang raja bisnis Indonesia, Eka Tjipta Widjaja, pada tahun 1938.