<p>Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjoyo</p>
Industri

Gubernur BI: Investor Pilih Emas untuk Amankan Aset

  • JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjoyo mengatakan saat ini para investor global menarik penempatan dananya di pasar keuangan negara berkembang dan mengalihkan ke aset keuangan dan komoditas yang cenderung aman seperti emas dan UST Bond. Respons ini merupakan salah satu dampak dari virus corona yang membuat ketidakpastian pasar yang tidak terukur. Sehingga para investor […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjoyo mengatakan saat ini para investor global menarik penempatan dananya di pasar keuangan negara berkembang dan mengalihkan ke aset keuangan dan komoditas yang cenderung aman seperti emas dan UST Bond.

Respons ini merupakan salah satu dampak dari virus corona yang membuat ketidakpastian pasar yang tidak terukur. Sehingga para investor memilih untuk memindahkan asetnya menjadi emas atau uang tunai.

“Saat ketidakpastian tidak bisa diukur, pilihannya adalah emas atau uang tunai,” katanya dalam acara Executive Lecture Early Year Forum di Jakarta, Rabu 11 Maret 2020.

Ia menyebut para investor menjual saham dan menyimpan uang mereka di rekening vostro investor global yang ada di Indonesia. Perry meyakinkan para investor tidak hengkang dari Indonesia, hanya menjual saham untuk mengamankan diri dan akan kembali jika perekonomian berangsur pulih.

Sektor lain yang juga terganggu adalah ekspor impor, hal ini karena rantai pasok antara China dengan global sempat terhenti. Saat ini, Ketika produksi China mulai berjalan lagi, virus corona justru makin ganas di luar China.

Dampaknya pada ekspor China ke-20 negara di seluruh dunia menjadi terganggu karena banyak negara sedang menutup kegiatan ekspor impor.

Dalam hal ini, BI memberikan stimulus untuk para importir dan eksportir dengan menurunkan giro wajib minimum (GWM) Rupiah sebesar 50bps yang ditujukan kepada bank-bank yang melakukan pembiayaan ekspor impor.

Kebijakan yang diharapkan akan menekan biaya ekspor impor ini akan mulai diimplementasikan pada 1 April 2020 selama sembilan bulan dan akan kembali dievaluasi.

Lebih lanjut Perry juga menurunkan rasio GWM Valuta Asing Bank Konvensional, dari semula 8% menjadi 4%, berlaku mulai 16 Maret 2020. Penurunan GWM tersebut akan meningkatkan likuiditas valas di perbankan sekitar US$3,2 miliar dan sekaligus mengurangi tekanan di pasar valas.