Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat mengikuti rapat kerja dengan Bandan Anggaran DPR RI di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Makroekonomi

Gubernur BI Optimistis Nilai Tukar Rupiah Tetap Stabil Tahun 2024

  • Perry menyampaikan, sepanjang tahun 2023, stabilitas nilai tukar rupiah berhasil dipertahankan berkat konsistensi kebijakan moneter yang diterapkan oleh BI serta kerja sama yang baik antara BI dan pemerintah.
Makroekonomi
Distika Safara Setianda

Distika Safara Setianda

Author

JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyatakan optimisme terkait stabilitas nilai tukar rupiah dalam waktu mendatang. Pernyataan ini dilontarkan dalam Konferensi Pers yang mengulas hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) I Tahun 2024, pada Selasa, 30 Januari 2024.

“Ke depan kami meyakini nilai tukar rupiah akan tetap stabil,” ujarnya. Perry menyampaikan, sepanjang tahun 2023, stabilitas nilai tukar rupiah berhasil dipertahankan berkat konsistensi kebijakan moneter yang diterapkan oleh BI serta kerja sama yang baik antara BI dan pemerintah.

Pada akhir Desember 2023, terjadi penguatan sebesar 1,1% dalam nilai tukar rupiah jika dibandingkan dengan level pada akhir tahun 2022. “Ini lebih baik dibandingkan dengan sejumlah negara lain, termasuk baht Thailand maupun peso Filipina, penguatan ini juga didukung oleh stabilisasi BI dan kembali masuknya aliran portofolio asing,” jelas Perry.

Dia mengungkapkan, hingga 12 Januari 2024, terjadi arus masuk portofolio asing mencapai Rp15,39 triliun. Angka ini terdiri dari dana yang mengalir ke Surat Berharga Negara (SBN) sejumlah Rp2,58 triliun, pasar saham sejumlah Rp6,04 triliun, dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sejumlah Rp6,89 triliun.

Perry optimis nilai tukar rupiah akan mengalami penguatan ke depannya, terutama pada paruh kedua tahun 2024. Keyakinan ini didasarkan pada meredanya ketidakpastian dalam pasar keuangan global, penurunan tingkat imbal hasil obligasi negara maju, termasuk US Treasury, serta penurunan tekanan penguatan dolar AS.

Di samping itu, penguatan nilai tukar rupiah juga akan didukung oleh strategi operasi moneter yang bersifat pro market/pasar, yang bertujuan untuk mempertahankan aliran masuk portofolio asing dan pendalaman pasar uang.

“Koordinasi antara pemerintah dan BI terus diperkuat khususnya juga dalam konteks implementasi instrumen penempatan valas DHE SDA sejalan dengan implementasi PP No. 36/2023,” jelas dia.