Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo saat mengikuti rapat kerja dengan Bandan Anggaran DPR RI di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Makroekonomi

Gubernur BI Sebut Inflasi RI Terendah di Dunia

  • Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan inflasi dari sisa tahun 2024 hingga 2025 akan tetap terjaga dalam target kisaran 1,5% hingga 3,5% secara year-on-year (yoy).

Makroekonomi

Distika Safara Setianda

JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan inflasi dari sisa tahun 2024 hingga 2025 akan tetap terjaga dalam target kisaran 1,5% hingga 3,5% secara year-on-year (yoy).

Hal tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengendali Inflasi 2024 di Istana Presiden, pada Jumat, 14 Juni 2024. 

Menurut Perry, inflasi yang tetap rendah merupakan faktor kunci dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat.

“Kami memperkirakan inflasi di sisa 2024 ini dan tahun 2025 akan tetap terkendali rendah dalam kisaran 2,5% plus minus 1%,” ungkapnya.

Gubernur BI tersebut mengatakan inflasi di Indonesia selama 10 tahun terakhir tetap rendah dan terkendali. Bahkan, tingkat inflasi di Indonesia merupakan yang terendah di dunia.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, inflasi di Indonesia pada bulan Mei 2024 mencapai 2,84%. Angka ini masih berada dalam kisaran target yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, yaitu antara 1,5% hingga 3,5%.

“Tren inflasi Indonesia dalam 10 terakhir menurun dan terkendali rendah, bahkan termasuk yang terendah di dunia pada saat ini,” kata Perry.

Perry menjelaskan, rendahnya tingkat inflasi nasional didukung oleh sinergi yang erat dalam pengendalian inflasi antara pemerintah pusat dan daerah. Selain itu, konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam koordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah, termasuk Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (GNPIP) yang diselenggarakan secara massal di berbagai daerah.

“Kami menghaturkan apresiasi yang sebesar-besarnya ke presiden atas konsistensi kepemimpinan dan arah inspirasi terobosan kebijakan serta dorongan sinergi pengendalian inflasi,” pungkas Perry.

“Kami bersinergi erat dengan pemerintah daerah untuk diarahkan mengamankan ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi pangan. Antara lain program ketahanan komoditas pangan, kerjasama antar daerah, fasilitas distribusi pangan, serta digitalisasi,” ungkapnya.

Meski begitu, Perry juga terus mewanti-wanti terkait kondisi global yang belum ramah. Menurutnya, kesinambungan sangat penting untuk pengendalian inflasi ke depan, khususnya untuk memitigasi kenaikan harga pangan dan energi akibat kondisi geopolitik yang masih berkelanjutan.

Namun demikian, ia juga terus memperingatkan mengenai kondisi global yang belum stabil.

“Keberlanjutan sangat penting untuk pengendalian inflasi ke depan, terutama untuk mengurangi dampak kenaikan harga pangan dan energi yang disebabkan oleh ketidakstabilan geopolitik yang masih berlangsung,” papar dia.

Ia menambahkan, ketidakpastian di pasar keuangan global serta permasalahan struktural seperti produktivitas, efisiensi distribusi, dan integrasi data pangan juga perlu diperbaiki.