Gudang Garam (GGRM) Pastikan Investasi Jalan Tol Tak Ganggu Dividen
- Selain membangun Bandara Dhoho, Gudang Garam (GGRM) juga menyiapkan dana jumbo untuk pembagunan Jalan Tol Kediri-Tulungagung. Meski begitu, emiten rokok Surya ini tetap berkomitmen membagi dividen tahun buku 2023.
Korporasi
JAKARTA – Emiten rokok kenamaan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) siap mendistribusikan dividen untuk tahun buku 2023, sekalipun akan mengeluarkan biaya investasi sebesar Rp10,25 triliun untuk pembagunan Jalan Tol Kediri-Tulungagung, Jawa Timur.
Direktur dan Corporate Secretary Heru Budiman menegaskan investasi pembangunan jalan tol Kediri – Tulungagung yang memakan biaya jumbo itu tidak terlalu berdampak yang signifikan terhadap distribusi dividen untuk tahun buku 2023.
“Saya rasa tidak akan langsung terdampak karena proyek tol itu juga tidak merupakan suatu pengeluaran yang terjadi sekaligus pengeluaran itu juga terjadi secara bertahap,” ujar Heru dalam Public Expose Live 2023 pada Kamis, 30 November kemarin.
- Walau Merevisi Target Pendapatan, Telkom Tetap Akan Bagikan Dividen 80 Persen Laba Bersih
- KAI Canangkan Penananaman 1 Juta Pohon Hingga 2041
- Jokowi Kritik Keras Minimnya Penyerapan Anggaran
Asal tahu saja, selama tiga tahun ke belakang, emiten rokok dengan merek Surya itu hanya absen satu kali dalam membagikan dividen, yakni pada 2020 lalu. Hal itu disebabkan oleh dampak hebat daripada pandemic Covid-19.
“Kita melihat bahwa Covid-19 itu dampaknya besar dan luas sekali dan sama sekali tidak memiliki ketentuan kapan bisa selesai sehingga kita lebih berhati-hati untuk mencoba menurunkan level utang kita. Untuk itu dividen tidak dibagi,” jelasnya.
Heru menjelaskan, keputusan manajemen GGRM tidak membagikan dividen pada situasi itu karena khawatir terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga oleh perbankan. Namun, kenyataannya, kekhawatiran tersebut tidak terjadi.
“Salah satu yang kami antisipasi adalah bahwa perbankan tidak tertutup kemungkinan perbankan itu menaikkan bunga pinjaman dia sehubungan terjadinya atau meningkatnya non performing loan mereka. Ternyata hal ini juga tidak terjadi karena perbankan boleh dibilang rata-rata lebih berhati hati,” bebernya.
Terbukti, setelah Pandemi Covid-19 mereda, kata Heru, pada tahun buku 2021 Gudang Garam kembali membagikan dividen kepada para investor sebanyak Rp4,3 triliun dengan rasio mencapai 77%.
Kemudian, pada tahun buku 2022, emiten rokok itu kembali membagikan dividen Rp2,3 triliun dengan rasio sebesar 83%. “Rasionya tetap meningkat, jadi jika keuangan itu mengizinkan kita, (Gudang Garam) tetap membayarkan dividen,” jelasnya.
Sebelumya, Panitia Pelelangan Jalan Tol Kediri-Tulungagung telah membuat pengumuman tertanggal 6 November 2023 bahwa PT Gudang Garam Tbk sebagai calon pemenang lelang tol tersebut. Adapun penandatanganan proyek itu akan dilakukan pada kuartal keempat tahun ini.
Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Jalan Tol Kediri-Tulungagung yang akan dibangun GGRM dengan biaya investasi Rp10,25 triliun itu memiliki panjang 44,51 km. Nantinya, proyek tol ini akan terhubung dengan Bandara Dhoho Kediri yang juga dibangun emiten rokok tersebut.
Operasional Bandara Mundur
Akan tetapi, kata Heru, jadwal operasional Bandara Dhoho Kediri itu diundur ke 2024 dari yang ditargetkan semula Oktober 2023 dan progres pembagunan tengah berlangsung, dengan penambahan biaya investasi.
“Bisa disampaikan bahwa pembangunannya tetap berlangsung sesuai dengan yang direncanakan dan diperkirakan siap pakai di tahun 2024. Sementara biaya yang diperkirakan bisa ada penambahan sebesar Rp3 triliun,” kata Heru.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dipublikasikan pada 27 Maret 2023 lalu, Gudang Garam kembali melakukan penyetoran modal tambahan senilai Rp3 triliun kepada anak perusahaan PT Surya Dhoho Investama (SDHI). “Sehingga modal ditempatkan dan disetor SDHI yang semula Rp10 triliun, bertambah menjadi Rp13 triliun,” ujar Heru ketika itu.
Asal tahu saja, proyek pembangunan Bandara Dhoho Kediri itu adalah proyek strategis nasional sebagai (PSN) bandara pertama di Indonesia yang dibiayai sepenuhnya oleh sektor swasta tanpa melibatkan anggaran pendapatan belanja negara (APBN).
Bandara tersebut akan dilengkapi dengan landas pacu berukuran 3.300 x 60 meter, apron komersial berukuran 548 x 141 meter, apron VIP berukuran 221 x 97 meter, empat taxiway, serta area parkir seluas 37.108 meter persegi.
- Persija Jakarta Luncurkan Aplikasi Khusus Jakmania, Apa Saja Keuntungannya?
- 5 Strategi Bank Raya (AGRO) Cetak Pertumbuhan Kinerja
- Outlook Ekonomi Global 2024, Pertumbuhan Diprediksi Sedikit Melambat
Kinerja GGRM
Merujuk laporan keuangan per September 2023, Gudang Garam sukses mencetak laba bersih sebesar Rp4,45 triliun pada kuartal III-2023. Jumlah itu bertumbuh sebesar 197,6% secara tahunan dibandingkan dengan perolehan laba tahun sebelumnya, Rp1,49 triliun.
Namun, pendapatan penjualan Gudang Garam pada kuartal III-2023 berada di angka Rp81,75 triliun. Nominal tersebut turun 13% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp93,92 triliun.
Berdasarkan riset pasar Nielsen, kata Heru, secara umum memang terjadi penurunan volume penjualan industri rokok sebesar 8,7% yang disebabkan naiknya harga jual rokok sehingga menekan daya beli konsumen. Oleh sebab itu, pencapaian tersebut patut disyukuri di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.
Namun, Gudang Garam berhasil mengurangi biaya pokok penjualan sebesar 18,4% secara tahunan. Biaya tersebut turun dari Rp86,23 triliun pada kuartal ketiga tahun sebelumnya menjadi Rp70,33 triliun pada kuartal III-2023.
Heru menambahkan, saat ini konsumen cenderung beralih ke produk yang lebih murah, khususnya kategori sigaret kretek tangan (SKT) dan produk rokok produsen kecil, yang cukainya jauh lebih rendah.
"Gudang Garam menyediakan produk berkualitas tinggi yang beragam untuk memenuhi permintaan pasar, dan mempunyai pangsa pasar yang besar di kategori sigaret kretek mesin (SKM), yang juga merupakan segmen terbesar di industri rokok Indonesia," jelasnya.