Gunakan Corak Suku Asli Meksiko, Zara Dituduh Lakukan Perampasan Budaya
Pemerintah Meksiko menuduh merek fesyen internasional seperti Zara, Anthropologie, dan Pantowl, telah melakukan perampasan budaya. Mereka menganggap ketiga merek itu menggunakan corak suku asli Meksiko tanpa memberikan keuntungan untuk masyarakat suku tersebut.
Dunia
JAKARTA – Pemerintah Meksiko melayangkan tuduhan perampasan budaya pada merek fesyen internasional, Zara. Selain Zara, dua merek lainnya yakni , Anthropologie dan Pantowl juga mendapat pernyataan serupa.
Tuduhan tersebut dilayangkan lantaran pemerintah menganggap ketiga merek itu menggunakan corak suku asli Meksiko tanpa memberikan keuntungan untuk masyarakat suku tersebut.
“(Ketiga merek tersebut) harus memberikan penjelasan ke publik atas dasar apa mereka dapat mencari untung dari properti bersama,” ujar Menteri Budaya Meksiko Alejandra Frausto dikutip dari Reuters, Senin, 31 Mei 2021.
Kementerian Budaya Meksiko menjelaskan Zara yang menjadi salah satu brand di bawah naungan perusahaan ritel pakaian terbesar Dunia, Inditex menggunakan corak khas dari komunitas adat Mixteca dari San Juan Colorado di daerah selatan negara bagian Oaxaca.
Lalu, Anthropologie yang merupakan merek dagang milik URBN dituduh memakai desain yang berkembang di suku asli Mixe dari Santa Maria Tlahuitoltepec, Oaxaca.
Sementara itu, Kementerian Budaya Meksiko menuduh Patowl meniru corak suku asli Zapoteco dari daerah San Antonino Castillo Velasco, Oaxaca.
Berdasarkan keterangan dari Reuters, belum ada tanggapan dari sejumlah pihak-pihak yang terlibat seperti URBN, Inditex, dan Patowl dalam untuk kasus ini.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Kasus perampasan budaya memang menjadi salah satu topik pembicaraan dan perdebatan dalam beberapa tahun terakhir dakam industri fesyen.
Perdebatan ini terutama soal sejauh apa desainer fesyen dapat diuntungkan dari desain kebudayaan tanpa mengakui asal-usulnya serta memberikan kompensasi yang setimpal untuk komunitas adat.
Pada 2019 lalu, Pemerintah Meksiko juga menuduh merek desainer Carolina Herrera soal kasus yang sama. Carolina Herrera menggunakan corak dan kain dari Meksiko dalam katalognya.
Creative Director Herrera, Wes Gordon, menjelaskan bahwa katalog tersebut untuk memperingati kekayaan budaya Meksiko pada 2019 lalu. Meski begitu, tidak ada pihak dari Carolina Herrera maupun Puig, induk usahanya, yang memberikan komentar terkait tuduhan perampasan budaya tersebut. (RCS)