Gunakan D-100, Mesin Mobil Terbukti Lebih Halus
JAKARTA – Uji coba bahan bakar green diesel 100% atau D-100 pada mobil ternyata menghasilkan performa mesin yang baik dan ramah lingkungan. Bahan bakar yang digunakan adalah D-100 dari Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil (RBDPO) produksi PT Pertamina (Persero). “Mobil yang sudah diuji dengan bahan bakar D-100 hasilnya suara mesin halus. Ini sekaligus sosialisasi hasil uji coba pengolahan […]
Nasional & Dunia
JAKARTA – Uji coba bahan bakar green diesel 100% atau D-100 pada mobil ternyata menghasilkan performa mesin yang baik dan ramah lingkungan.
Bahan bakar yang digunakan adalah D-100 dari Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil (RBDPO) produksi PT Pertamina (Persero).
“Mobil yang sudah diuji dengan bahan bakar D-100 hasilnya suara mesin halus. Ini sekaligus sosialisasi hasil uji coba pengolahan RBDPO 100%,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, Sabtu, 18 Juli 2020.
RBDPO sendiri merupakan minyak kelapa sawit atau CPO yang telah diproses lebih lanjut sehingga hilang getah, impurities, dan baunya. Kini, Pertamina mampu menghasilkan produk RBDPO 100% mencapai 1.000 barel per hari di fasilitas existing Kilang Dumai.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Agus mengapresiasi dan mendukung penuh keberhasilan pengembangan produk bahan bakar green diesel tersebut.
Pasalnya, tidak hanya baik untuk lingkungan, D-100 juga meningkatkan kesejahteraan petani sawit.
Dalam rekayasa co-processing minyak sawit, Pertamina menggandeng tim peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB) di bawah pimpinan Prof. Dr. Soebagjo. Inovasi ini membuat Indonesia menjadi salah satu referensi teknologi produksi biofuel dunia.
“Keberhasilan ini mewujudkan teknologi produksi green diesel secara stand alone, dengan Katalis Merah Putih made in Indonesia,” ujarnya.
Menurut Agus, inovasi tersebut menjadi momen tepat untuk menyampaikan pesan bahwa Indonesia akan mandiri dalam penyediaan energi nasional di tengah maraknya kampanye negatif terhadap minyak sawit Indonesia oleh Uni Eropa dan negara importir lainnya.
“Indonesia akan mengurangi impor BBM dan menggantinya dengan bahan bakar hijau yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” tegasnya.
Di samping itu, penguasaan lisensi teknologi produksi katalis di dalam negeri akan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi katalis dan mengurangi ketergantungan impor.
Sejalan upaya tersebut, Kementerian Perindustrian siap memberikan dukungan berupa kemudahan perizinan industri, penyusunan rancangan SNI Katalis, hingga fasilitasi insentif perpajakan seperti tax holiday, tax allowance, dan super deduction tax.