<p>Erupsi Gunung Anak Krakatau. / Pixabay</p>
Nasional & Dunia

Gunung Ili Lewotolok Meletus, Status Naik Level III Siaga

  • Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikan status aktivitas vulkanik Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur (NTT) dari semula level II atau ‘Waspada’ menjadi level III atau ‘Siaga’.

Nasional & Dunia
Sukirno

Sukirno

Author

KUPANG – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikan status aktivitas vulkanik Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur (NTT) dari semula level II atau ‘Waspada’ menjadi level III atau ‘Siaga’.

“Iya benar, pihak Vulkanologi sudah menaikan status gunung ini dari semula waspada menjadi siaga sejak pukul 13.00 wita siang tadi karena erupsi gunungnya sampai mengeluarkan batu-batu atau lava pijar,” kata Kepala Pelaksana BPBD Lembata Kanis Making dilansir Antara, Minggu malam, 29 November 2020.

Menyikapi kenaikan status itu PVMBG merekomendasikan beberapa hal, antara lain, pertama, masyarakat di sekitar gunung maupun pengunjung, pendaki atau wisatawan tidak melakukan aktivitas di dalam radius empat kilometer dari kawah puncak.

Kedua, penggunaan masker maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. Ini direkomendasikan untuk menghindari dampak abu vulkanik yang mengakibatkan gangguan pernapasan akut maupun gangguan kesehatan lain.

Ketiga, PVMBG mengingatkan abu vulkanik saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling Gunung Ili Lewotolok. Oleh karena itu, masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di gunung ini untuk mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar, terutama di musim hujan.

Dari pantauan BPBD Lembata, ujar dia, potensi bahaya Gunung Ili Lewotolok berupa lontaran batu atau lava pijar ke segala arah. Kemudian, hujan abu lebat yang penyebarannya dipengaruhi arah dan kecepatan angin. Awan panas khususnya ke arah bukaan kawah, yang berada di sisi tenggara.

Selain itu, bahaya lain berupa longsoran material lapuk yang berada di kawah puncak ke arah tenggara. Tidak hanya itu, bahaya lahar di sungai-sungai yang berhulu dari puncak gunung juga perlu diwaspadai.

Terkait pengungsi, ujar dia, BPBD Lembata sudah mengevakuasi warga 28 desa di dua kecamatan. BPBD juga melakukan kaji cepat untuk memenuhi kebutuhan dasar warga yang mengungsi.

Aktivitas Vulkanik

Sementara itu rilis dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa berdasarkan Volcano Observatory Notice for Aviation atau VONA menunjukkan warna oranye setelah Gunung Ili Lewotolok erupsi pagi tadi, 29 November 2020.

“VONA digunakan sebagai peringatan dini ketika terjadi erupsi gunung untuk keamanan penerbangan,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati.

Berdasarkan situs PVMBG, Gunung Ili Lewotolok berada pada status level II sejak 7 Oktober 2017. Peningkatan status dipicu oleh adanya peningkatan aktivitas vulkanik berupa kegempaan signifikan. Terutama gempa tektonik lokal, vulkanik dalam dan vulkanik dangkal sejak pertengahan September 2017.

Pada Sabtu lalu, 28 November 2020, gunung ini erupsi pada pukul 05.57 waktu setempat. Saat erupsi, tinggi kolom teramati 500 meter dari puncak gunung. Arah abu condong ke arah barat. (SKO)