Cincin Api Pasific
Sains

Gunung Lewotobi Laki-laki: Menjaga Harmoni di Bawah Bayang-Bayang Cincin Api Pasifik

  • Terbentang dari Selandia Baru, melewati Indonesia, hingga ke pesisir barat Amerika, Cincin Api Pasifik mengandung lebih dari 75% gunung api aktif dunia dan menjadi pusat dari 90% gempa bumi global.

Sains

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Indonesia merupakan negara kepulauan yang dihiasi ribuan pulau dan lautan luas. Indonesia merupakan rumah bagi lebih dari seratus gunung api aktif. Salah satunya adalah Gunung Lewotobi yang berada di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Sebagai bagian dari Cincin Api Pasifik, atau Pacific Ring of Fire, Indonesia selalu hidup berdampingan dengan risiko bencana geologi, seperti gempa bumi, tanah longsor, dan erupsi gunung berapi.

Lewotobi, Gunung Api Kembar yang Eksotis

Gunung Lewotobi tidak hanya dikenal karena keindahannya, tetapi juga karena sifat vulkanik kembar yang langka. Dengan dua puncak, yaitu Lewotobi Laki-laki dan Lewotobi Perempuan, gunung ini menawarkan pemandangan yang memukau, namun juga menyimpan potensi bahaya yang tinggi. 

Tipe gunung api strato yang andesitik membuatnya mampu menghasilkan erupsi eksplosif dengan muntahan abu vulkanik dan material panas. Seperti gunung api lainnya di Indonesia, Lewotobi menjadi ancaman yang nyata bagi penduduk sekitar. 

Pada dini hari tanggal 4 November 2024, Lewotobi kembali menunjukkan kekuatannya melalui erupsi yang menimbulkan kepanikan. Semburan abu vulkanik yang pekat serta lontaran material panas memaksa warga untuk meninggalkan rumah mereka. 

Fenomena seperti ini tidak asing bagi penduduk di kawasan ini, namun tetap saja, setiap erupsi membawa ketidakpastian yang bisa merenggut nyawa dan mengganggu kehidupan sehari-hari.

Cincin Api Pasifik: Titik Panas Aktivitas Vulkanik Dunia

Indonesia merupakan bagian dari Cincin Api Pasifik, sebuah wilayah berbentuk tapal kuda di sekitar Samudra Pasifik yang menjadi titik paling aktif di dunia dalam hal aktivitas vulkanik dan seismik. 

Terbentang dari Selandia Baru, melewati Indonesia, hingga ke pesisir barat Amerika, Cincin Api Pasifik mengandung lebih dari 75% gunung api aktif dunia dan menjadi pusat dari 90% gempa bumi global.

Fenomena ini terjadi karena pergerakan lempeng tektonik yang saling bertabrakan atau bergerak menjauh, menyebabkan tekanan yang akhirnya memicu erupsi gunung berapi dan gempa bumi. 

"Gunung Lewotobi Laki-laki merupakan satu dari 126 gunung api aktif di Indonesia. Negara kepulauan ini berada di jalur cincin api pasifik atau pacific ring of fire, yang membuatnya rentan dilanda bencana gempa bumi, tanah longsor, hingga erupsi gunung berapi." terang lembaga swadaya asal Mongabay dalam laman resminya, dilansir Sabtu, 9 November 2024.

Indonesia, dengan posisi strategis di jalur pertemuan tiga lempeng besar – Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik tentu sangat terpengaruh oleh aktivitas ini.

Hidup Berdampingan dengan Risiko

Meskipun menjadi bagian dari Cincin Api Pasifik membawa risiko besar, masyarakat di sekitar gunung api seperti Lewotobi justru mendapat manfaat dari tanah yang subur dan lingkungan alam yang indah. Tanah di sekitar gunung api kaya akan mineral yang membantu pertanian, sementara keindahan alamnya menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Namun, kehidupan di bawah bayang-bayang gunung berapi menuntut ketahanan dan kewaspadaan yang tinggi. Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan sistem peringatan dini untuk mendeteksi aktivitas seismik dan vulkanik, serta melakukan edukasi pada masyarakat agar selalu siap menghadapi bencana.

Gunung Lewotobi dan gunung-gunung berapi lainnya di Indonesia adalah bagian tak terpisahkan dari alam yang menakjubkan sekaligus penuh tantangan ini. Setiap letusan mengingatkan kita akan kekuatan alam yang tak terbendung, namun juga memberi kita kesempatan untuk lebih menghargai kehidupan di bumi yang penuh dengan misteri dan keindahan.

Menjaga keseimbangan antara memanfaatkan sumber daya alam dan melindungi kehidupan adalah tugas besar yang harus terus dijalankan. Cincin Api Pasifik dan Gunung Lewotobi menjadi saksi abadi dari ketangguhan masyarakat Indonesia yang terus berjuang dan bertahan di bawah naungan alam yang penuh gejolak.