Produk baja struktur produksi PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) akan diekspor untuk mendukung pembangunan proyek Yukon Bridge di Kanada. Pada awal tahun 2024, perusahaan ini melakukan pelepasan ekspor baja struktur sebanyak 1500 Metric Tons (MT) ke Kanada, dengan nilai sekitar US$2 juta.
Industri

Gunung Raja Paksi Ekspor Baja Struktural ke Kanada Rp31 Miliar

  • Hingga akhir tahun 2023, produsen baja asal Bekasi ini telah membukukan capaian ekspor sebesar US$25 miliar.

Industri

Laila Ramdhini

JAKARTA - PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP), berhasil mengirimkan ekspor baja struktural sebanyak 1500 Metric Tons (MT) ke Kanada senilai US$2 juta atau sekitar Rp31 miliar.

Hingga akhir tahun 2023, produsen baja  asal Bekasi ini telah membukukan capaian ekspor sebesar US$25 miliar.

Pada Maret 2022, GRP melakukan ekspor baja struktur sejumlah 700 MT atau senilai US$1 juta ke Arizona, Amerika Serikat.

Sebelumnya, pada September 2020, GRP juga melakukan ekspor perdana baja struktur ke Vancouver, Kanada sebanyak 4.600 ton atau senilai US$4,7 juta

"Kami mengapresiasi keberhasilan ekspor GRP meskipun saat itu di tengah krisis dampak pandemi COVID-19,” ungkap Staf Ahli Bidang Iklim Usaha dan Investasi Kementerian Perindustrian Doddy Rahadi, dalam keterangan resmi, Senin, 15 Januari 2024.

Doddy mengatakan capaian tersebut menunjukkan bahwa kualitas produk baja dalam negeri telah diakui oleh kancah dunia sehingga dapat menembus pasar internasional.

“Sektor industri baja kita sudah memiliki daya saing yang sangat tinggi dibandingkan dengan produk serupa dari negara-negara lain, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik serta bisa bersaing secara global,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur GRP Fedaus menyampaikan, produk baja struktural yang diekspor GRP pada awal tahun ini untuk mendukung pembangunan proyek Yukon Bridge di Kanada.

“Dengan Weather Resistance Grade, produk ini mengandung penambahan nikel untuk ketahanan korosi, menjadikannya pilihan ideal untuk konstruksi jembatan dalam cuaca ekstrem,” jelasnya.

Melalui ekspor baja struktural ini, lanjut Fedaus, GRP berupaya untuk menciptakan prestasi baru dan memperkuat posisi Indonesia di panggung global.

”Komitmen kami tidak hanya pada peningkatan kualitas produk baja, tetapi juga pada peran kami dalam mendukung pembangunan infrastruktur di skala internasional,” ujarnya.

Menurut Fedaus, kontribusi GRP pada penguatan industri besi dan baja di Indonesia tidak hanya tentang angka ekspor, melainkan juga dalam menciptakan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi nasional.

“Perusahaan berkomitmen untuk terus berinovasi, menjaga standar kualitas tinggi, dan memainkan peran penting dalam membentuk citra positif Indonesia di dunia industri,” pungkasnya.

Kemenperin mencatat, pada triwulan III tahun 2023, industri logam dasar yang didalamnya termasuk baja, tumbuh sebesar 10,86% (y-on-y).

Capaian ini melampaui jauh dari pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,94% dan kinerja industri pengolahan nonmigas yang tumbuh berada di angka 5,02%.

“Pertumbuhan industri pengolahan nonmigas, khususnya sektor logam dasar ditopang oleh tingginya demand. Performa positif dari sektor industri logam dasar tersebut didukung oleh peningkatan permintaan pasar khususnya ekspor,” papar Doddy.