Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, bersama Presiden China, Xi Jinping, menyaksikan penandatanganan sejumlah kesepakatan kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok. Prosesi penandatangan digelar di salah satu ruangan di Great Hall of the People, Beijing, China, Sabtu, 9 November 2024.
Nasional

Gurita Investasi China di Indonesia

  • Sulawesi Tengah menjadi penerima investasi terbesar, yaitu US$12,54 miliar (Rp197,5 triliun), atau 37% dari total investasi China.

Nasional

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Investasi China di Indonesia selama lima tahun terakhir tercatat kian membesar. Sejak 2019 hingga September 2024, total investasi China yang masuk ke tanah air mencapai US$34,19 miliar atau sekitar Rp534,5 triliun (kurs Rp15.750/ US$).

Meski pada tahun 2024 tren investasi ini mengalami sedikit penurunan tren investasi, kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke China berhasil mendatangkan tambahan investasi baru sebesar US$10,07 miliar atau setara dengan Rp157,64 triliun.

Kesepakatan investasi ini diraih berkat kerja sama langsung antara pengusaha dari kedua negara, khususnya dalam sektor-sektor prioritas seperti ketahanan pangan, ketahanan energi, hilirisasi 26 komoditas utama Indonesia, serta pengembangan sains dan teknologi.

"Hari ini sangat strategis karena perjanjian senilai US$10 miliar. Ini sangat besar. Kita terbuka untuk lebih banyak investasi baru dan kita akan bekerja keras untuk memberikan suasana kerja sama yang baik," tegas Prabowo kala menghadiri forum Indonesia-China Business Forum 2024, di Beijing, dikutip Rabu, 13 November 2024.

Dilansir dari berbagai sumber, tren investasi China dari tahun ke tahun menunjukkan fluktuasi yang menarik. Pada 2019, total investasi China mencapai US$4,75 miliar (sekitar Rp74,6 triliun), jumlah tersebur sedikit naik pada tahun 2020 menjadi US$4,84 miliar (Rp76,2 triliun).

Namun, jumlah investasi China menurun pada tahun 2021, menjadi US$3,16 miliar (Rp49,7 triliun), lalu melonjak pada tahun 2022 hingga US$8,23 miliar (Rp129,6 triliun).

Pada tahun 2023, investasi China sedikit menurun menjadi US$7,44 miliar (Rp117,2 triliun), dan pada bulan Januari hingga September 2024 tercatat menurun menjadi US$5,78 miliar (Rp91 triliun). 

Sektor-Sektor Utama Investasi China di Indonesia

Investasi China di Indonesia terfokus pada sektor-sektor strategis. Berikut adalah beberapa sektor yang menerima porsi terbesar dari total investasi tersebut:

Industri Logam Dasar: Sektor ini mencatat investasi terbesar dengan US$14,39 miliar (sekitar Rp226,63 triliun), atau setara 42% dari total investasi China di Indonesia. Investasi dalam industri ini dilakukan untuk mendukung hilirisasi logam dan sumber daya mineral dalam negeri.

Transportasi, Pergudangan, dan Telekomunikasi: Lewat investasi US$7,99 miliar (Rp125,86 triliun), sektor ini menjadi penting untuk memperkuat infrastruktur logistik dan komunikasi, sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan konektivitas nasional.

Industri Kimia dan Farmasi: China mengalokasikan US$3,19 miliar (Rp50,2 triliun) ke sektor ini.

Listrik, Gas, dan Air: Investasi China mencapai US$2,7 miliar (Rp42,5 triliun), China mendanai pengembangan energi dan sumber daya alam.

Kawasan Industri, Perumahan, dan Perkantoran: China mendanai sektor ini dengan investasi sejumlah US$2,21 miliar (Rp34,8 triliun), sektor ini memperkuat pengembangan kawasan industri terpadu dan penyediaan hunian di wilayah-wilayah strategis.

Industri Mineral Non-Metal: Menerima US$786 juta (Rp12,4 triliun) atau sekitar 2% dari total investasi.

Perdagangan dan Reparasi: Total investasi mencapai US$390 juta (Rp6,1 triliun).

Industri Tekstil: Menyerap investasi US$351 juta (Rp5,5 triliun).

Mesin, Elektronik, dan Peralatan Medis: Menerima US$377 juta (Rp5,9 triliun).

Pertambangan: Menghimpun US$296 juta (Rp4,7 triliun).

Sebaran Geografis Investasi

Distribusi investasi China di Indonesia berada di sejumlah wilayah dan kawasan industri, terutama di Indonesia bagian timur. Berikut rincian investasi China di Indonesia berdasarkan lokasi:

Sulawesi Tengah: Menjadi penerima investasi terbesar, yaitu US$12,54 miliar (Rp197,5 triliun), atau 37% dari total investasi China.

Jawa Barat: Menerima US$7,19 miliar (Rp113,3 triliun), berfokus pada sektor industri dan infrastruktur.

Maluku Utara: Tercatat sebesar US$5,18 miliar (Rp81,5 triliun), yang sebagian besar dialokasikan untuk pengembangan industri mineral.

Jakarta: Mendapatkan total investasi US$1,67 miliar (Rp26,3 triliun).

Banten: Menyerap US$1,34 miliar (Rp21,1 triliun).

Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat: Berbagai wilayah ini menerima investasi yang lebih kecil tetapi tetap berperan dalam meningkatkan ekonomi daerah.