Habis PSBB Terbitlah PSBM, Mana yang Lebih Efektif?
JAKARTA – Serial pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang berlarut-larut banyak dikiritik karena tidak efektif. Tak habis akal, pemerintah kemudian mengeluarkan konsep anyar yakni pembatasan sosial berskala mikro (PSBM). Presiden Joko Widodo mengklaim PSBM lebih efektif mengentikan penularan sekaligus meminimalisasi risiko kerugian ekonomi. “Maksudnya pak Presiden adalah kebijakan PSBB yang dilaksanakan di tingkat yang kecil, […]
Nasional & Dunia
JAKARTA – Serial pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang berlarut-larut banyak dikiritik karena tidak efektif. Tak habis akal, pemerintah kemudian mengeluarkan konsep anyar yakni pembatasan sosial berskala mikro (PSBM).
Presiden Joko Widodo mengklaim PSBM lebih efektif mengentikan penularan sekaligus meminimalisasi risiko kerugian ekonomi.
“Maksudnya pak Presiden adalah kebijakan PSBB yang dilaksanakan di tingkat yang kecil, seperti kecamatan dan kelurahan,” kata juru bicara pemerintah dari Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito dalam konfernsi pers, Kamis, 1 Oktober 2020.
Menurut Wiku, konsep ini terbukti berhasil diterapkan di beberapa wilayah di Jawa Barat. Di mana pengendalian hanya fokus pada pengendalian mobilitas penduduk di tempat ditemukannya kasus positif COVID-19.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Kongkretnya, pemerintah daerah setempat dapat menerapkan PSBM di tingkat desa, kampung, RW/RW, kantor atau pondok pesantren.
“Agar kita bisa fokus menangani pada tingkat yang lebih kecil lagi di mana kasus itu berada.”
Dengan pembatasan pada ruang gerak yang lebih kecil, maka diharapkan dapat mengurangi tersendatnya laju perekonomian. Pasalnya, sejak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menarik rem darurat, sejumlah indikator makro ekonomi kembali merespons negatif.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menuding penerapan PSBB jilid II membuat Purchasing Managers Indeks (PMI) Indonesia kembali merosot. PMI tercatat turun hampir empat poin dari 50,8 pada bulan Agustus, menjadi 47,2 pada September 2020.
Menperin mengungkapkan, kebijakan PSBB yang ketat di DKI Jakarta serta perpanjangan PSBB di Jawa Barat dan Banten membuat kegiatan ekonomi masyarakat menjadi melambat.
“Efek pembatasan yang dilakukan tersebut akan sangat terasa terhadap nasional karena perputaran uang paling besar dari kawasan Jabodetabek,” ungkapnya.