<p>Rumah Sakit Hermina / Dok. Perseroan</p>
Korporasi

Habiskan Rp30 Miliar, Rumah Sakit Hermina Buyback Maksimal 25 Juta Saham

  • HEAL akan membatasi harga pembelian buyback saham sebesar maksimal Rp1.300 per lembar saham.
Korporasi
Reza Pahlevi

Reza Pahlevi

Author

JAKARTA – Emiten rumah sakit PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) melaksanakan pembelian kembali (buyback) saham dalam kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan mulai 3 September 2021 sampai 1 Oktober 2021.

“Perkiraan nilai nominal saham yang akan dibeli kembali adalah maksimum Rp30 miliar dengan jumlah saham maksimum 25 juta lembar saham,” ujar Direktur HEAL Aristo Setiawidjaja dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Sabtu, 4 September 2021.

Aristo mengatakan, HEAL akan membatasi harga pembelian buyback saham sebesar maksimal Rp1.300 per lembar saham. Sebagai informasi, perdagangan saham HEAL ditutup dengan harga Rp1.250 per saham pada penutupan perdagangan, Jumat, 3 September 2021.

Aristo menilai buyback saham ini dapat menstabilkan harga dalam kondisi pasar yang fluktuatif. Buyback juga memberikan fleksibilitas bagi perseroan dalam mengelola modal jangka panjang, di mana saham tresuri dapat dijual dengan nilai optimal jika perseroan perlu penambahan modal.

Aksi buyback ini diperkirakan tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan HEAL. Aristo menyebut perseroan memiliki modal kerja dan arus kas yang memadai untuk melaksanakan rencana pembelian kembali saham.

Meski begitu, buyback saham ini akan mempengaruhi jumlah saham yang beredar sehingga akan berdampak terhadap laba per saham perseroan secara tidak signifikan.

Pembelian kembali akan dilaksanakan melalui transaksi di BEI dengan menggunakan jasa dari perusahaan perantara pedagang efek. Biaya yang timbul dari pembelian kembali saham adalah imbalan jasa hingga 0,25% dari nilai transaksi.

HEAL berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,1 triliun sepanjang semester I-2021. Jumlah ini meroket 78,9% dibanding semester I-2020 yang sebesar Rp1,73 triliun.

Kontribusi pendapatan terbesar didapat dari rawat inap yang sebesar Rp2,22 triliun. Pendapatan pos ini meningkat 98,2% dari semester I-2020 yang sebesar Rp1,12 triliun.

Sementara itu, rawat inap berhasil berkontribusi sebesar Rp856,95 miliar dari total pendapatan. Jumlah tersebut meningkat 40,5% dari pendapatan pos yang sama pada semester I-2020.

Bottom line HEAL atau laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pun tercatat sebesar Rp544,65 miliar. Laba bersih tersebut meningkat 422% atau lebih dari empat kali lipat dibandingkan semester I-2020 yang sebesar Rp104,24 miliar.