Habiskan Rp308 Triliun, Kereta Bali Tak Gunakan APBN dan Digarap Kontraktor Lokal Serta China
- Sistem transportasi ini diklaim dirancang untuk beroperasi selama 24 jam penuh, dengan keberangkatan kereta setiap 10 menit
Infrastruktur
DENPASAR- Pulau Bali segera menghadirkan sistem transportasi bawah tanah modern bernama Bali Urban Subway, yang dirancang mirip dengan MRT Jakarta.
Tahap awal proyek ini sudah berjalan dengan pembangunan stasiun serta kantor seluas 300x50 meter di area Sentral Parkir Kuta. Sistem kereta bawah tanah ini diharapkan mampu mengurangi kemacetan serta memperlancar mobilitas penduduk dan wisatawan.
Sebagai bagian dari fase awal proyek, 10 tunnel boring machine (TBM) akan didatangkan pada bulan April 2025 untuk mengerjakan jalur bawah tanah sedalam 30 meter di bawah permukaan.
"Pemkab Badung itu menetapkan 15 meter (bawah tanah). Kekuatannya sama, tetapi kami tetap ambil 30 meter untuk amannya," papar Direktur PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ), I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau akrab disapa Ari Askhara, di Bali, dikutip Kamis, 5 September 2024.
- Beberapa Kritik Tajam Faisal Basri Terhadap Pemerintah
- Mewujudkan Kesejahteraan Mitra Ojol dengan Pengembangan Kapasitas dan Perlindungan Sosial
- 2 Agenda Besar Berlangsung di Jakarta Pusat, Simak Link Live CCTV dan Transportasi Umum
Pembiayaan Proyek
Total biaya proyek ini diperkirakan mencapai US$20 miliar atau sekitar Rp308,3 triliun (atau sekitar Rp15.420).
Pada fase pertama dan kedua, investasi yang digenlontorkan ditaksir sebesar US$10,8 miliar atau sekitar Rp166,4 triliun, sementara fase ketiga dan keempat diperkirakan membutuhkan biaya sebesar US$9,2 miliar atau sekitar Rp141,8. Nantinya keseluruhan fase awal langsung bisa digunakan masyarakat maksimal ditahun 2031.
"keseluruhan Fase 1 dan Fase 2 akan beroperasi penuh pada akhir 2031," ujar Ari.
Seluruh dana proyek berasal dari investor tanpa melibatkan anggaran daerah (APBD) maupun anggaran negara (APBN). Pada bulan Juli 2024, PT Bumi Indah Prima (BIP) resmi dipilih sebagai investor utama setelah menyetujui rencana pembiayaan.
Kontraktor yang Terlibat
Pemerintah Bali telah menugaskan PT Sarana Bali Dwipa Jaya (SBDJ), badan usaha milik Pemprov Bali, sebagai pengelola proyek. PT Indotek dan China Railway Construction Corporation (CRCC) ditunjuk sebagai kontraktor utama, sementara itu PT Sinar Bali Bina Karya akan terlibat sebagai kontraktor lokal untuk mengoptimalkan peran sumber daya manusia Bali. CRCC merupakana perusahaan asal negeri Tirai Bambu yang sebelumnya terlibat dalam proyek Kereta Cepat WHOOSH.
“Kami melihat Indotek mempunyai kemampuan teknis yang mumpuni untuk mengerjakan proyek sebesar ini, sedangkan CRCC kami pilih karena memang mempunyai reputasi sebagai kontraktor transportasi kereta global yang memiliki pengalaman membangun 200.000 km di lebih 100 negara," tambah Ari.
- Beberapa Kritik Tajam Faisal Basri Terhadap Pemerintah
- Mewujudkan Kesejahteraan Mitra Ojol dengan Pengembangan Kapasitas dan Perlindungan Sosial
- 2 Agenda Besar Berlangsung di Jakarta Pusat, Simak Link Live CCTV dan Transportasi Umum
Harga Tiket LRT Bali
Proyek Bali Urban Subway akan dilengkapi dengan jalur ganda yang dirancang untuk mengoperasikan enam gerbong di setiap rangkaian kereta. Setiap gerbong memiliki panjang 20 meter dan mampu menampung hingga 40 penumpang.
Sistem transportasi ini diklaim dirancang untuk beroperasi selama 24 jam penuh, dengan keberangkatan kereta setiap 10 menit, sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat lokal dan wisatawan dengan lebih efisien.
Dalam hal biaya tiket, hingga saat ini belum ada angka pasti yang diumumkan oleh pemerintah bali. Namun, mengingat rute kereta yang melintasi berbagai destinasi wisata, tarif akan disesuaikan dengan kemampuan wisatawan.
“Belum (harga tiket). Karena kita harus melihat berapa biaya aktual untuk konstruksinya. Target utamanya adalah wisatawan karena titik-titiknya adalah tempat wisatawan,” tambah Ari.
- Sea Group, Korporasi Global yang Mesra dengan Keluarga Jokowi
- Menilik Relasi Industrial Ojek Online dan Pebisnis di Indonesia
- Bos Saratoga Menang Lawan Proyek Ratusan Miliar Kedubes India
Kemungkinan besar, para wisatawan akan menggunakan kartu isi ulang dengan saldo sekitar US$35-US$40, atau sekitar Rp600 ribu, yang dapat digunakan untuk perjalanan keliling Bali selama sepekan.
"Di dalam proyeksi kami untuk para turis kisaran antara US$35-US$40, terserah mereka mau pakai kapan dalam seminggu. Bayangkan, kalau turis datang dari airport ke Cemagi itu sudah Rp 350 ribu naik grab itu (menempuh) 2,5 jam," pungkas Ari.
Bahkan, bagi penduduk lokal dengan KTP Bali, muncul wacana untuk memberikan akses tiket gratis sebagai bentuk dukungan terhadap mobilitas masyarakat. Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong penggunaan transportasi umum oleh warga setempat, sekaligus mengurangi kemacetan dan meningkatkan efisiensi transportasi di pulau ini.