Ilustrasi Fintech Peer to Peer (P2P) Lending alias kredit online atau pinjaman online (pinjol) yang resmi dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bukan ilegal. Ilustrator: Deva Satria/TrenAsia
Fintech

Hadapi 2023, Inilah Sektor UMKM yang Dinilai Potensial oleh Industri Fintech Lending

  • Co-founder dan Chief Executive Officer (CEO) Grup Modalku Reynold Wijaya mengatakan bahwa pihaknya masih terbuka untuk mendanai berbagai sektor usaha.
Fintech
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Dalam rangka menghadapi tahun 2023, ada sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang dinilai potensial bagi industri fintech lending.

Co-founder dan Chief Executive Officer (CEO) Grup Modalku Reynold Wijaya mengatakan bahwa pihaknya masih terbuka untuk mendanai berbagai sektor usaha.

Namun, sektor yang paling dilirik adalah perdagangan, termasuk untuk UMKM yang bergerak di penjualan online.

"Sektor yang kami lihat potensial dan masih bisa berkembang di tahun depan adalah perdagangan, termasuk pengusaha online," ujar Reynold kepada TrenAsia beberapa waktu lalu.

Reynold pun menuturkan bahwa ke depannya Modalku akan terus fokus melakukan penyesuaian dalam menyeleksi kelayakan calon peminjam serta meningkatkan upaya mitigasi risiko dalam penyaluran pembiayaan.

"Saat ini, Modalku telah menerapkan prinsip responsible lending, di mana kami melakukan penilaian terhadap UMKM penerima dana serta kemampuan finansial mereka untuk melunasi pendanaan karena kami juga memiliki tanggung jawab kepada pemberi dana yang meminjamkan melalui Modalku," lanjut Reynold.

Sementara itu, Co-founder dan CEO PT Investree Radhika Jaya Adrian Gunadi mengungkapkan hal yang nyaris senada dengan Reynold terkait sektor yang dinilai potensial bagi industri fintech lending tahun 2023.

Namun, Adrian menambahkan bahwa potensi tersebut khususnya berada di sektor perdagangan yang menyediakan barang dan jasa kepada pemerintah.

Pasalnya, Investree memproyeksikan peningkatan belanja pemerintah sehingga kebutuhan pembiayaan bagi para UMKM yang menjadi penyedia baik di level pemerintah pusat maupun daerah pasti akan meningkat.

"Apalagi kita sudah terintegrasi dengan e-catalogue Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa (LKPP), kita bisa mendapatkan informasi yang lebih real-time dari para penyedia tersebut sehingga kualitas pembiayaan kita pun akan lebih baik," kata Adrian dalam konferensi pers Road to i-Con 2022 beberapa waktu lalu.

Adrian pun menambahkan bahwa pada tahun 2023, yang menjadi tantangan bagi industri fintech lending di antaranya adalah menyeimbangkan tingkat pendapatan dan pengeluaran, termasuk bagaimana memanajemen biaya operasional.

"Fokus kita adalah bagaimana melakukan strategi akuisisi nasabah, khususnya borrower yang tepat, menjadi salah satu kunci yang tentunya menjadi strategi untuk menghadapi tantangan pada 2023," pungkas Adrian.

Sebagai informasi, di pasar Indonesia, Modalku sejauh ini telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 6,32 triliun kepada 71.106 penerima dengan tingkat keberhasilan bayar dalam 90 hari (TKB90) 90,31%.

Sementara itu, Investree telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp19,99 triliun kepada 45.586 penerima dengan TKB90 95,45%.