<p>Nasabah mendaftar di mesin customer service digital di gerai BCA Mal Gandaria City, Jakarta Selatan, Kamis, 22 Oktober 2020. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Hadapi Gelombang Kedua Pandemi, BRI dan BCA: Senjata Kita Cukup

  • JAKARTA – Seiring dengan pandemi COVID-19 yang sudah berjalan lebih dari satu tahun, pemerintah telah menggelontorkan sejumlah stimulus ekonomi untuk berbagai sektor termasuk perbankan. Menyadari melimpahnya stimulus di sektor ini, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiatmadja mengatakan dunia perbankan sudah memiliki senjata yang cukup dalam menghadapi pandemi gelombang kedua saat ini. […]

Industri
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Seiring dengan pandemi COVID-19 yang sudah berjalan lebih dari satu tahun, pemerintah telah menggelontorkan sejumlah stimulus ekonomi untuk berbagai sektor termasuk perbankan.

Menyadari melimpahnya stimulus di sektor ini, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiatmadja mengatakan dunia perbankan sudah memiliki senjata yang cukup dalam menghadapi pandemi gelombang kedua saat ini.

“Kondisinya berbeda dengan awal pandemi, dulu kita takut perang karena tidak punya senjata. Sekarang senjata sudah lengkap, tinggal bagaimana kita memanfaatkannya. Kalau tidak bisa bertahan, pasti ada yang salah,” kata Jahja  dalam Economic Outlook Bisnis Indonesia, Selasa 6 Juli 2021.

Senada dengan Jahja, Direktur Bisnis Kecil dan Menengah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk alias BBRI, Amam Sukriyanto juga memandang optimalnya stimulus yang ada saat ini benar-benar bergantung pada pengendalian pandemi.

Sebab, mobilitas masyarakat terbukti berdampak signifikan untuk mendorong permintaan kredit. Senyampang mobilitas masih terbatas, penyaluran kredit tetap akan lambat karena tidak ada permintaan.

“Jadi kalaupun perlu stimulus lagi ya sasarannya ke konsumen, kendalikan pandeminya sehingga nanti sektor perekonomian akan mengikuti,” jelas dia.

Hal ini dikonfirmasi oleh Deputi Komisioner Stabilitas Sistem Keuangan OJK, Agus Siregas, ia menegaskan bahwa kebijakan secara ekonomi terbagi dua yakni penawaran dan permintaan.

“Belajar dari berbagai krisis di banyak negara, yang paling penting saat ini adalah bagaimana menciptakan permintaan,” ujar Agus.

Dari sisi ini, sambung Agus, APBN berperan untuk memompa konsumsi rumah tangga, di samping pemerintah mengupayakan mobilitas masyarakat melalui percepatan program vaksinasi.

“Sedangkan kebijakan di sisi penawaran hanya bersifat menahan sampai permintaan muncul kembali.”

Dengan kondisi saat ini, ketiganya pun optimistis apabila pemberlakukan PPKM darurat tak akan berdampak sedalam awal pandemi.