<p>Presiden Joko Widodo ketika meninjau kesiapan Asrama Haji yang dibuat jadi rumah sakit (RS) darurat untuk pasien COVID-19. Foto: tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden.</p>
Nasional

Hadapi Lonjakan Omicron, Pemerintah Siapkan Ribuan Rumah Sakit

  • 24 pasien COVID19 varian Omicron yang saat ini dirawat di RSPI Sulianti Saroso kondisinya terus membaik, dan tidak ada yang perlu mendapatkan perawatan intensif.
Nasional
Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA - Pemerintah siap menghadapai lonjakan kasus COVID-19 varian Omicron dengan menyiagakan 1.011 Rumah Sakit dan 82.168 Tempat Tidur untuk pasien corona.

Hal itu ditegaskan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Abraham Wirotomo terkait antisipasi lonjakan kasus COVID-19 varian Omicron. Abraham Wirotomo menuturkan, pemerintah sudah menyiagakan 1.011 Rumah Sakit dan 82.168 Tempat Tidur untuk pasien COVID-19.

"Kesiapsiagaan pelayanan kesehatan dilakukan karena pelaku perjalanan luar negeri yang masuk ke Indonesia diperkirakan semakin banyak," tegas Abraham usai memantau perkembangan kondisi pasien COVID19 varian Omicron di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta, Minggu 2 Januari 2022.

Abraham Wirotomo juga memastikan, kesiapan logistik berupa alat pelindung diri (APD) dan obat-obatan cukup untuk tiga bulan ke depan.

Sejumlah rumah sakit yang menjadi rujukan pasien COVID-19 varian Omicron mulai melakukan pengetatan untuk pasien umum. Hal ini dilakukan sebagai persiapan jika ada gelombang Omicron.

Disebutkan, di RSPI, mereka nantinya bisa menkonversi tempat tidur untuk pasien COVID-19.

24 pasien COVID19 varian Omicron yang saat ini dirawat di RSPI Sulianti Saroso kondisinya terus membaik, dan tidak ada yang perlu mendapatkan perawatan intensif.

Dr. dr. Rosa Marlina Sp.P Dokter Spesialis Paru RSPI Sulianti Saroso mengatakan, seluruh pasien Omicron umumnya berusia muda dan tidak memiliki komorbid.

Pasien terdeteksi memiliki Omicron bukan karena gejala namun karena ingin melakukan perjalanan jauh.

“Saya berharap pemerintah jangan terburu-buru kendorkan pembatasan," kata dia dikutip dari keterangan tertulis KSP.

Rosa Marliana menjelaskan pasien diawal-awal adanya varian baru cenderung tidak berat karena mayoritas adalah berusia muda serta sebenarnya orang sehat sehingga dia mau melakukan perjalanan jauh.

Situasi mulai sulit ketika penularan sudah menyebar ke kelompok lansia dan komorbid. 
 

Tulisan ini telah tayang di balinesia.id oleh Rohmat pada 02 Jan 2022