<p>Ilustrasi nakes memberikan suntikan vaksin/Foto: FreePik</p>
Nasional

Hadapi Omicron, Pemerintah Siapkan 4 Vaksin Booster Buatan Dalam Negeri

  • Pemerintah mempersiapkan sejumlah vaksin booster buatan dalam negeri guna menghadapi penyebaran varian baru COVID-19 yaitu Omicron.

Nasional

Daniel Deha

JAKARTA -- Pemerintah mempersiapkan sejumlah vaksin booster buatan dalam negeri guna menghadapi penyebaran varian baru COVID-19 yaitu Omicron. Varian baru tersebut terdeteksi pertama kali di Wisma Atlet Jakarta.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ada empat vaksin booster yang akan digunakan bersamaan dengan tiga jenis vaksin yang saat ini sedang dipakai, yaitu Sinovac, Pfizef dan AstraZeneca.

Vaksin booster buatan dalam negeri tersebut antara lain Vaksin Merah Putih, Vaksin Nusantara, Vaksin BUMN, dan Vaksin Kerja Sama Produksi Dalam Negeri, seperti yang dikembangkan oleh Unair & PT Biotis; Biofarma & Baylor College of Medicine; Kalbe Farma & Genexine; serta J Bio & Anhui Zhifei.

"Terkait vaksin booster, akan dilakukan revisi Perpres (Peraturan Presiden) dan Permenkes (Peraturan Menteri Kesehatan). Pemerintah akan mengupayakan ini secepatnya," ujar Airlangga dalam konferensi pers PPPKM secara virtual, Senin, 20 Desember 2021.

Dia menyampaikan, Vaksin Merah Putih dan Vaksin Nusantara akan terus didorong percepatannya sehingga akan dapat digunakan sebagai vaksin booster mulai Juni 2022.

Saati ini, pemerintah masih menyelesaikan revisi Perpres dan Permenkes untuk dasar pengaturan termasuk mengenai harga, distribusi dan pelaksanaan vaksinasi booster tersebut.

Dia menjelaskan, saat ini juga sedang dilakukan proses evaluasi Vaksin Booster homolog dari tiga produsen yang resmi dipakai di Indonesia, yaitu Pfizer, Sinovac, dan Astra Zeneca di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan juga kemungkinan proses evaluasi vaksin heterolog.

Kajian heterologous sedang berproses dan diharapkan selesai pada pertengahan Januari 2022. Pemberian booster secara heterologous akan dilakukan setelah data kajian selesai sebagai dasar pemberian Penggunaan Dalam Kondisi Darurat Atau Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM.

"Proses ini sedang dilakukan kajian dosis ketiga dari beberapa produsen, antara lain Pfizer, Sinovac, AstraZeneca, yang sedang berporses di Badan POM," terang Airlangga.

Dia menambahkan, hingga 19 Desember 2021, rata-rata nasional pencapaian vaksinasi Dosis-1 yaitu 72,9%, dan Dosis-2 adalah 51,4%. Wilayah luar Jawa Bali menyumbang 53,9% laju rata-rata harian vaksinasi nasional.

Di sisi lain, masih terdapat 17 Provinsi yang capaian vaksinasi Dosis-1 masih di bawah 70%, dan ini perlu didorong percepatannya, terutama untuk Provinsi Papua. Selain itu, program vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun sudah dimulai seminggu lalu, dan program ini meningkatkan laju vaksinasi nasional dengan rata-rata 1.030.503 dosis per hari.

Perpanjangan PPKM Luar Jawa-Bali

Airlangga mengatakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada wilayah Jawa-Bali dan Luar Jawa-Bali akan dilanjutkan sampai dengan 3 Januari 2022.

Pemerintah juga terus menjaga kondisi pandemi yang cukup terkendali ini, terutama selama masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru), agar penanganan kasus COVID-19 tetap terkendali dan upaya pemulihan ekonomi tetap berlanjut.

Jumlah kasus aktif per 19 Desember sebanyak 4.923 kasus atau 0,12% dari total kasus, di bawah rata-rata global yang sebesar 8,30%. Dibandingkan dengan puncak kasus pada Juli 2021, persentasenya sudah turun 99,14%.

Adapun kasus konfirmasi Harian rata-rata 7 hari (7DMA) sebanyak 200 kasus, dengan tren yang konsisten menurun sebanyak 164 kasus, atau sudah turun minus 99,71% dari puncaknya di 15 Juli 2021. Kontribusi kasus harian dari Jawa-Bali sebanyak 107 kasus (65,25%) dan Luar Jawa-Bali sebanyak 57 kasus (34,75%).

"Angka reproduksi kasus efektif (Rt) COVID-19 secara nasional dan di semua Pulau berada di angka kurang dari 1, artinya laju penularan terkendali. Namun, terjadi sedikit kenaikan Laju Reproduksi kasus di Pulau Kalimantan dan Nusa Tenggara, yang akan terus dimonitor dan diwaspadai oleh Pemerintah dalam seminggu ke depan," pungkas Airlangga.

Sementara itu, tingkat kesembuhan (Recovery Rate/RR) adalah 96,50%, dan tingkat kematian (Case Fatality Rate/CFR) 3,38%, dengan penurunan total kasus aktif minus 98,90%.

Khusus kasus aktif di wilayah Luar Jawa-Bali tercatat sebanyak 2.225 kasus atau 0,15%, atau sudah menurun 98,99% dari puncaknya di 6 Agustus 2021 yang sebesar 221.412 kasus. Kasus konfirmasi harian pada periode sama berjumlah 57 kasus, dengan rata-rata 7 hari (7DMA) sebesar 73 kasus dengan tren penurunan yang konsisten.

Untuk kasus kematian luar Jawa-bali sejumlah 4 kasus dengan total kematian 43.647 kematian (CFR 3,12%). Sedangkan, tingkat kesembuhan hariannya bertambah 45 orang dalam seminggu ini menjadi total 1.350.709 orang (RR 96,59%).

“Kasus konfirmasi harian dan jumlah kasus aktif di wilayah luar Jawa-Bali konsisten mengalami tren penurunan, harus terus dijaga untuk mengantisipasi mulai meningkatnya mobilitas masyarakat," ungkap Airlangga.