logo
<p>KRI Nanggala-402 / Dok. TNI AL</p>
Nasional

Hadapi OPM, TNI Rencanakan Perubahan Doktrin Perang

  • TNI berencana untuk melakukan perubahan mendasar dalam doktrin perangnya agar lebih adaptif dan mampu menghadapi dinamika ancaman yang terus berkembang.

Nasional

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto, mengungkapkan TNI telah melakukan evaluasi mendalam terhadap taktik dan strategi tempur yang digunakan di lapangan, khususnya dalam menghadapi serangan dari Organisasi Papua Merdeka (OPM). 

Hasil evaluasi ini menunjukkan beberapa taktik yang diterapkan selama ini terbukti efektif. Namun di sisi lain, doktrin perang yang digunakan dinilai sudah tidak relevan dengan tantangan keamanan terkini. 

Oleh karena itu, TNI berencana melakukan perubahan mendasar dalam doktrin perangnya agar lebih adaptif dan mampu menghadapi dinamika ancaman yang terus berkembang. "OPM kalau mau nyerang kita itu mikir-mikir. Kita diserang, pasti dia yang hancur," jelas Agus dalam rapat pimpinan TNI di Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat, 31 Januari 2024.

Jenderal Agus menegaskan perubahan doktrin perang ini tidak hanya sekadar penyesuaian teknis, tetapi mencakup peningkatan kemampuan taktis prajurit serta modernisasi perangkat tempur. 

Perlu Dukungan Semua Prajurit

Menurutnya, perkembangan teknologi militer yang pesat menuntut TNI untuk terus berinovasi dan mengadopsi metode-metode baru yang lebih efektif. Salah satu inspirasi yang dijadikan acuan adalah Australia, yang dalam kurun waktu tiga-lima tahun terakhir telah melakukan pembaruan signifikan dalam taktik infantrinya. 

Australia dinilai berhasil mengintegrasikan teknologi mutakhir seperti penggunaan teknologi drone, sistem pertahanan cyber, serta taktik gerilya modern yang lebih fleksibel dengan strategi tempur konvensional, sehingga menjadi contoh yang relevan bagi TNI. "Kemarin, saya ke Australia, taktik infantri 100% diubah. Mereka berubah doktrin selama tiga atau lima tahunan," tambah Agus.

Selain itu, Panglima TNI menekankan pentingnya peran seluruh jajaran TNI, termasuk perwira senior, dalam mendukung inovasi yang digagas oleh perwira muda. Agus menyatakan bahwa perwira muda memiliki ide-ide segar dan perspektif baru yang dapat menjadi kunci dalam reformasi militer.

Oleh karena itu, ia mengajak seluruh anggota TNI, terutama para perwira senior, untuk berperan sebagai agen perubahan dan mendorong terciptanya lingkungan yang kondusif bagi inovasi. 

Menurutnya, adaptasi dan inovasi adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam upaya meningkatkan efektivitas operasi militer. "Jadi kita semuanya harus menjadi agen perubahan, keluarkan ide-ide yang bagus sesuai dengan penugasan kita di lapangan," pungkas Agus.

Agus belum memberikan penjelasan rinci mengenai doktrin perang yang dianggap usang maupun perubahan spesifik yang akan diterapkan ke depan. Selama beberapa tahun terakhir TNI menghadapi tantangan serius dari kelompok bersenjata OPM. 

Kelompok ini dikenal menggunakan taktik gerilya dan memanfaatkan medan yang sulit untuk melancarkan serangan. Oleh karena itu, TNI merasa perlu untuk mengevaluasi kembali strategi dan taktik yang digunakan selama ini. 

Perubahan doktrin diharapkan dapat meningkatkan efektivitas operasi militer, mengurangi risiko korban jiwa, dan memastikan keamanan di wilayah Papua. Selain itu, perubahan ini sebagai upaya TNI untuk tetap relevan dalam menghadapi ancaman keamanan yang semakin kompleks.