Halodoc Luncurkan Aplikasi Bidanku untuk Mudahkan Layanan Kesehatan Ibu dan Anak
- Untuk mempermudah layanan kesehatan ibu dan anak, PT Dokter Media Investama (Halodoc) luncurkan aplikasi baru bernama Bidanku.
Tekno
JAKARTA – PT Media Dokter Investama (Halodoc) meluncurkan aplikasi baru bernama Bidanku sebagai platform untuk memudahkan layanan kesehatan ibu dan anak-anak.
Sebagai platform yang bergerak di ekosistem digital, Halodoc berupaya untuk menyederhanakan akses layanan kesehatan.
Misi itu pun mendorong Halodoc untuk meluncurkan aplikasi untuk membantu para bidan di Indonesia untuk memaksimalkan peningkatan kualitas kesehatan ibu dan anak.
Sejauh ini, aplikasi yang sudah dikembangkan sejak pertengahan 2021 itu telah digunakan oleh bidan-bidan di Sumatera, Jawa, Kalimantan, hingga Papua.
“Di tengah populasi penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 270 juta jiwa, akses layanan kesehatan masih menjadi tantangan bagi masyarakat di berbagai wilayah.
- Turki-Ukraina Produksi Bersama Drone Bayraktar TB2
- Apakah Bulan Bisa Keluar dari Orbitnya dan Menabrak Bumi?
- 7 Tanda Gaji Anda Tak Cukup untuk Kebutuhan, Cek Sekarang!
Peranan bidan dalam bantu jaga kesehatan Ibu dan Anak juga menjadi sangat penting di tengah kondisi penyebaran jumlah dokter dan fasilitas kesehatan yang belum merata di Indonesia,” ujar CEO dan Co-Founder Halodoc Jonathan Sudharta dalam keterangan resmi, Kamis, 3 Februari 2022.
- BANKING EVERYWHERE: Adu Strategi Bisnis Digital Banking Bank-Bank Kakap (Part 2 - Habis)
- Laba Japfa Comfeed 4Q2021 Diprediksi Melesat, Mirae Asset Pertahankan Target Saham JPFA
- Dokter Tirta Ditagih Pinjol Padahal Tidak Meminjam, Begini Imbauan OJK Jika Terjadi Kasus Serupa
Pada Desember 2021, tercatat ada 266 ribu bidan di fasilitas kesehatan di Indonesia dan tercatat ada 37 ribu yang membuka praktik sendiri.
Menurut data, bidan telah membantu 62% proses kelahiran dan 85% pemeriksaan kehamilan dalam skala nasional.
Mengingat peran vital bidan dalam aspek kesehatan ibu dan anak, Halodoc pun berinovasi untuk mempermudah bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
Aplikasi Bidanku memiliki tiga fitur utama, di antaranya:
1. Fitur pengingat pasien otomatis dan ringkasan kesehatan
Fitur ini berfungsi untuk meningkatkan dan memantau kunjungan kembali pasien sehingga dapat mengurangi risiko kemungkinan kehamilan berisiko tinggi, memantau keberlanjutan kontrasepsi untuk mendukung program Keluarga Berencana (KB), dan mengetahui keberlanjutan imunisasi.
2. Manajemen pasien
Fitur manajemen pasien mendigitalisasi perawatan kesehatan ibu dan anak mulai dari kehamilan hingga imunasi.
3. In-app education library
Fitur ini menyediakan layanan edukasi bagi pasien secara interaktif sehingga pasien dapat lebih mudah untuk memahami informasi yang diberikan.
- Ada Kemungkinan Terjadinya Crypto Winter, Investor Diperingatkan untuk Waspada
- BUMN Virama Karya Buka Lowongan Kerja, Simak Kriteria dan Penempatannya
- 5 Stadion Bola di Dunia dengan Desain Menarik dan Keren, Ada yang Mirip Peci
Sebagai informasi, aplikasi Bidanku diluncurkan sebagai bentuk dukungan pada program Cetak Biru Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024 yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Chief of Product Officer Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Farzikha Indrabhaskara Soerono menyampaikan bahwa tantangan terbesar dalam strategi transformasi digital di sektor kesehatan adalah pengumpulan data primer.
Di daerah, pendistribusian data kelahiran bayi terbilang masih sangat lambat. Untuk merekam data di puskemas saja sampai harus menunggu waktu hingga berbulan-bulan.
“Padahal dari data-data ini kita bisa mengetahui risiko anak yang mengalami gizi buruk, misalnya,” ujar Farzikha.
Melalui platform digital Bidanku, Farzikha pun mengharapkan perluasan jangkauan secara cepat. Di tengah pandemi, platform digital pun terbukti telah menjadi katalisator percepatan layanan kesehatan Indonesia.
“Mimpi besar kita semua adalah kedepannya masyarakat bisa punya akses ke personal health record, bahkan sebelum ibu hamil sehingga mereka lebih paham dengan risiko, menentukan tindakan preventif, dan harapannya, bayi bisa lahir dengan baik serta progres kesehatannya bisa terus dipantau,” tandas Farzikha.
Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Dr. Emi Nurjasmi pun turut mengungkapkan betapa pentingnya teknologi kesehatan dalam mendukung kualitas pelayanan bidan.
“Di Indonesia sendiri, tercatat ada 5,5 juta ibu hamil dan 80% diantaranya dipantau oleh bidan. Platform digital akan mempermudah tugas bidan, memberikan hak masyarakat untuk mendapatkan informasi kesehatan secara realtime,” ujar Emi.