<p>Pengrajin menyelesaikan pembuatan batik di workshop Batik Marunda, di Rusun Marunda, Jakarta Utara, Selasa, 14 Juli 2020. Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) M. Faisal mengatakan persoalan yang sekarang dihadapi UMKM tak hanya soal akses ke pembiayaan. Penurunan dari sisi permintaan juga berpengaruh terhadap kelangsungan UMKM, terutama mikro, yang tersengat langsung imbas pandemi covid &#8211; 19. Oleh karena itu, akses pasar sangat dibutuhkan oleh para pelaku usaha mikro. Pemerintah perlu memikirkan hal ini supaya kombinasi kebijakan yang telah diterbitkan pemerintah benar-benar menyentuh ke pokok persoalan. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Hampir 350.000 UMKM Masuk Ekosistem Digital BRI

  • JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sebagai bank pelat merah terus memberdayakan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Hingga Desember 2020, tercatat sebanyak 349.292 pelaku usaha telah tergabung dalam ekosistem digital. Selain itu, mereka juga menjadi anggota di 56 Rumah BUMN yang dikelola oleh BRI. Wakil Direktur BRI […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sebagai bank pelat merah terus memberdayakan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

Hingga Desember 2020, tercatat sebanyak 349.292 pelaku usaha telah tergabung dalam ekosistem digital. Selain itu, mereka juga menjadi anggota di 56 Rumah BUMN yang dikelola oleh BRI.

Wakil Direktur BRI Catur Budi Harto mengungkapkan, para pelaku UMKM diberikan pendampingan (workshop dan coaching) agar siap menghadapi bisnis digital dan naik kelas di tingkat global.

“Kami mendorong agar pelaku UMKM melek teknologi sehingga bisa meningkatkan produktivitas mereka,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis, 14 Januari 2021.

Menurutnya, perkembangan teknologi digital, terutama di tengah pandemi, telah memaksa UMKM untuk mengubah model usaha agar bisa beradaptasi dengan perubahan.

Di Rumah BUMN, jelasnya, pelaku bisnis dikelompokkan berdasarkan kompetensi untuk mendapatkan pelatihan yang sesuai. Mulai dari tahap kompetensi tradisional, berkembang, dan modern.

Di kelompok tradusional, akan diberikan modul berisi pelatihan bisnis dan keuangan, permodalan, segmentasi dan target pasar, proses produksi dan pemasaran, serta total quality management.  Sementara untuk kompetensi modern, program pelatihan lebih menekankan pada efisiensi kualitas, standarisasi produksi, dan pengembangan produk baru.

Kemudian untuk UMKM yang berpotensi go global, BRI menyediakan program BRIncubator Go Global, yang lebih fokus pada persiapan masuk ke pasar global. Dalam program ini, UMKM akan melalui serangkaian proses seleksi sebelum masuk dalam tahap inkubasi dan pendampingan.

“BRI terus berupaya membuka akses distribusi dan memperluas jaringan pemasaran bagi para pelaku UMKM,” tambah Catur.