Dukungan Pemerintah yang Belum Terfokus Dapat Memicu Kurang Maksimalnya Penerapan ESG
Industri

Hanya Dijalankan Lewat Seminar, Banyak Pimpinan Perusahaan Tidak Sadar Pentingnya ESG

  • Banyak perusahaan yang masih masih mengabaikan dan menganggap ESG sebagai komponen tambahan yang hanya dipenuhi secara formal

Industri

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA - Penerapan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan yang cukup kompleks. Berbagai tantangan ini menyoroti pentingnya kesadaran, komitmen, sumber daya, dan pemahaman pentingnya ESG dalam upaya menuju pembangunan berkelanjutan dan menjaga kestabilan perusahaan.

Presiden Direktur Institute For Sustainibility & Agility, Maria Rosaline,  Mengungkapkan Salah satu tantangan utama ESG di Indonesia adalah kurangnya pemahaman dan kesadaran tentang ESG di kalangan pimpinan dan pekerja di perusahaan. Banyak perusahaan yang masih masih mengabaikan dan menganggap ESG sebagai komponen tambahan yang hanya dipenuhi secara formal. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa implementasi ESG tidak akan dijalankan secara konsisten dan tidak akan memberikan dampak yang signifikan.

Beberapa pimpinan mungkin belum menyadari pentingnya ESG sebagai tanggung jawab seluruh komponen perusahaan, bukan hanya satu departemen tertentu. Oleh karena itu, diperlukan komitmen kuat dari pimpinan perusahaan untuk menjadi contoh yang baik dan memastikan ESG menjadi bagian dari strategi bisnis mereka.

“Pemahaman pimpinan itu masih kurang, mereka mengira ESG itu dikerjakan satu departemen yaudah tugas kamu, padahal ESG itu capaian kinerja, kinerja dari seluruh departemen, tidak bisa kalau di tugaskan ke satu departemen saja dalam pelaksanaan ESG” ujar Maria dalam  wawancara dengan TrenAsia 24 Juli 2023. Keahlian di bidang ESG juga menjadi faktor kunci dalam menghadapi kompleksitas isu-isu terkait lingkungan, sosial, dan tata kelola yang melibatkan berbagai aspek.

Tidak dapat dipungkiri bahwa biaya konsultan ESG yang tinggi juga menjadi tantangan tersendiri. Meskipun jasa konsultan dapat membantu perusahaan dalam menerapkan praktik ESG yang baik, biaya yang tinggi seringkali menghambat akses perusahaan terhadap penerapan ESG tersebut.  “Ada perusahaan yang maunya hanya mengadakan seminar ESG saja, namun tidak membuat sistem dalam penerrapan ESG, begitu anak buahnya mengajukan budget ESG, dia marah marah, padahal ESG kaitannya dengan investasi perusahaan,” tambah Maria

Meskipun tantangan-tantangan ini tampak menghambat, perusahaan di Indonesia dapat mengatasi hal tersebut dengan mengambil langkah-langkah konkret. Pimpinan perusahaan juga perlu menunjukkan komitmen yang kuat dan mendorong partisipasi aktif dari seluruh komponen perusahaan dalam menerapkan ESG. Dengan mengatasi tantangan tersebut, perusahaan di Indonesia akan dapat memperkuat upaya menuju pembangunan berkelanjutan yang berdampak positif bagi lingkungan, masyarakat, dan pertumbuhan bisnis secara keseluruhan.