scorpene.jpg
Tekno

Hanya Satu Kelas Scorpene yang Mengalahkan Kapal Selam Pesanan Indonesia

  • Kapal ini dilengkapi konfigurasi Baterai Lithium-Ion (LIB) yang akan menjadikan kapal memiliki daya tahan total 80 hari dan jangkauan operasional sekitar 15.000 Km.
Tekno
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

JAKARTA-Angkatan Laut Indonesia dipastikan akan mendapatkan dua kapal selam Kelas Scorpene yang dibangun Naval Group Prancis.

Kepastian ini didapat setelah penandatanganan kontrak dilakukan antara Kementerian Pertahanan Indonesia, Naval Group dan PT PAL. Tidak ada penjelasan  berapa nilai kontrak tersebut. Yang jelas dua kapal selam  akan dibuat di Indonesia oleh PT PAL melalui transfer teknologi.

Kesepakatan itu juga terkait penandatanganan pasokan senjata besar lainnya dengan sebuah perusahaan Prancis. Indonesia sebelumnya memesan 42 jet tempur Rafale buatan Dassault  pada tahun 2022.

Penandatanganan kontrak ini dilakukan oleh Kementerian Pertahanan RI, Naval Group, dan PT PAL Indonesia di Kantor Kemenhan Kamis 28 Maret 2024 lalu. “Naval Group merasa terhormat bisa menjadi bagian dari babak baru aliansi strategis antara Indonesia dan Perancis,” kata Ketua dan CEO Naval Group Pierre Eric Pommellet dikutip siaran pers PT PAL.

Sedangkan Presiden Direktur PT PAL Kaharuddin Djenod mengatakan, kontrak ini merupakan komitmen dan kepercayaan tinggi pemerintah Indonesia terhadap kemampuan engineer anak bangsa Indonesia dalam memajukan teknologi pertahanan. Khususnya teknologi kapal selam. 

Dikutip dari Naval Technology, kapal selam kelas Scorpene  dikembangkan oleh DCN dari Perancis dan Izar  dari Spanyol. Kapal ini didasarkan pada kelas Amethyste Angkatan Laut Perancis yang telah terbukti.

Dua unit pertama dipesan oleh Chili untuk dibangun di Prancis dan Spanyol. Kapal ditugaskan pada tahun 2005 dan 2006  menggantikan dua kapal kelas Oberon. Angkatan Laut Malaysia kemudian menandatangani kontrak untuk dua kapal selam kelas Scorpene pada bulan Juni 2002. Kedua kapal dibangun  di Perancis dan Spanyol dan mulai beroperasi pada tahun 2009.

Perancis dan India juga menandatangani perjanjian untuk membangun enam kapal kelas Scorpene di India. Konstruksi dimulai pada tahun 2009. Kapal pertama ditugaskan ke Angkatan Laut India pada tahun 2017.  Kapal-kapal India dilengkapi dengan rudal anti-kapal SM.39 Exocet yang diluncurkan di bawah air.

Pada tahun 2008 Brasil memesan 4 kapal selam  dan satu lagi yang akan dilengkapi dengan sistem propulsi nuklir. 

Varian Indonesia

Kapal Scorpene  memiliki panjang 75 m,  lebarnya 7,5 m, dan bobot perpindahan sekitar 2.000 ton. Setiap kapal yang dipesan masing-masing negara memiliki spesifikasi dan kemampuan berbeda. 

Untuk Indonesia varian yang ditawarkan dikenal sebagai Scorpene Evolved.  Kapal ini dilengkapi konfigurasi Baterai Lithium-Ion (LIB) yang akan menjadikan kapal memiliki daya tahan total 80 hari dan jangkauan operasional sekitar 15.000 Km. Baterai Lithium merupakan teknologi terbaru kapal selam. Masih segelintir kapal selam di dunia menggunakan teknologi tersebut. 

Dibandingkan varian sebelumnya, Scorpene Evolved akan memiliki ciri akustik yang lebih rendah. Dan berkat LIB kapal mampu mempertahankan kecepatan tertingginya untuk durasi yang lebih lama.

Naval News beberapa waktu lalu melaporkan varian Evolved ditawarkan dalam skema produksi lokal secara keseluruhan. Nilai kontrak disebut mencapai sekitar US$2,1 miliar atau sekitar Rp 33 triliun (kurs Rp15.900).  

Diperkirakan sekitar sepertiga dari total nilai kontrak  akan dikembalikan ke Indonesia melalui penggantian kerugian dan inisiatif kolaborasi lainnya. Sedangkan pada 21 Maret 2024, PT PAL menyatakan bahwa hingga 93% dari fasilitas mereka  dapat digunakan untuk membangun Scorpene

TNI Angkatan Laut saat ini memiliki empat kapal selam dalam inventarisnya. Mereka terdiri dari  satu Type-209/1300 buatan Jerman (Kelas Nanggala) dan tiga kelas Jang Bogo buatan Korea Selatan. Kapal yang di Indonesia dikenal sebagai Kelas Nagapasa.  Sementara dalam desain kekuatannya, TNI Angkatan Laut direncanakan mengoperasikan minimal 12 kapal selam.

Teknologi dan Senjata

Untuk spesifikasi lain dari kapal selam yang dipesan Indonesia belum jelas. Jika mengacu pada pesanan  Chili, kapal selam kelas Scorpene tidak memiliki sonar derek. Tetapi  dilengkapi dengan sonar sayap. 

Kapal memiliki enam tabung torpedo  533 mm yang mampu meluncurkan torpedo SUT Jerman, F-17 Mod.2, Mk.48,  atau Black Shark 184 Mod.3. Kapal juga membawa rudal anti-kapal SM.39 Exocet.  Pelengkap persenjataan kapal selam adalah 18 torpedo dan rudal atau 30 ranjau. 

Kapal menggunakan sistem manajemen tempur SUBTICS. Enam  enam konsol multi-fungsi dan meja taktis pusat terletak di fasilitas kontrol platform. SUBTICS terdiri dari sistem penanganan data komando dan taktis, sistem kendali senjata dan serangkaian sensor akustik terintegrasi. 

Kapal ini memiliki otomatisasi tingkat tinggi. Jumlah awak kapal hanya  32 orang. Setengah  dibandingkan dengan kapal selam generasi sebelumnya.

Kapal selam kelas Scorpene memiliki fitur penggerak diesel. Mereka didukung oleh empat generator diesel yang menghasilkan lebih dari 2.500 kW. Beberapa kapal dipesan dengan sistem Air-Independent Propulsion (AIP).  Baterai Lithium merupakan teknologi setelah AIP.

Kelas Scorpene secara umum memiliki jangkauan  12.000 km dengan kecepatan 8 knot (15 km/jam) di permukaan. Atau  1.020 km  dengan kecepatan 5 knot (9 km/jam) saat terendam. Biasanya perbekalan makanan yang dibawa cukup untuk 50 hari.  Kapal selam dengan sistem AIP mampu bertahan di bawah air tiga kali lebih lama dibandingkan Scorpene dengan penggerak konvensional. 

Dengan melihat sejumlah data tersebut maka kapal selam Scorpene Envolved yang dipesan Indonesia akan menggungguli kapal selam negara lain terutama dalam aspek ketahanan dan daya jangkau. Kecuali satu kapal yang dipesan Brasil.

Brasil memesan salah satu kapal selam yang dibangun berdasarkan proyek modifikasi untuk pemasangan sistem propulsi nuklir dalam negeri. Kapal selam ini jauh lebih besar dan memiliki lambung yang memanjang untuk menampung reaktor nuklir. Kapal memiliki lebar 9,8 m dan panjang 100 m. Kapal  memiliki bobot perpindahan 6.000 ton dan  dioperasikan oleh 100 awak kapal.  

Kapal Scorpene nuklir ini rencananya akan diluncurkan pada tahun 2027 dan  mulai beroperasi sekitar tahun 2032.  Diperkirakan kapal selam bertenaga nuklir Brasil ini akan memiliki harga satuan sebesar US$7,4 miliar. Atau sekitar Rp118 triliun.