<p>Wisma BNI 46 menjadi simbol gedung-gedung pencakar langit di Jakarta / Shutterstock</p>
Nasional

Harbolnas dan Hilirisasi Torehkan Rekor, Airlangga Yakin Ekonomi Tumbuh 5,2%

  • Airlangga Hartarto optimistis ekonomi Indonesia tumbuh 5,2% di 2025, didukung capaian strategis 2024 seperti Harbolnas dengan transaksi Rp31,2 triliun dan ekspor nikel senilai $33,52 miliar.

Nasional

Muhammad Imam Hatami

JAKARTA -  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 akan tetap terjaga di kisaran 5,2%. 

Optimisme ini didasarkan pada tren pertumbuhan ekonomi yang solid, seperti terlihat dari capaian 4,95% secara year-on-year (yoy) pada Triwulan III 2024. 

”Ekonomi Indonesia pada tahun 2025, mudah-mudahan kita juga bisa mempertahankan sekitar 5,2 persen," jelas Airlangga dalam acara Business Competitiveness Outlook 2025, dikutip di Jakarta, Selasa.

Angka ini menunjukkan perekonomian Indonesia mampu tumbuh lebih tinggi dibandingkan beberapa negara di kawasan, seperti Thailand dan Korea Selatan. Dalam paparannya, Airlangga juga menekankan pentingnya menjaga momentum ini dengan menguatkan sektor-sektor unggulan dan mempercepat implementasi program prioritas nasional. 

Menjelang akhir tahun 2024 kemarin, pemerintah telah mencatat sejumlah pencapaian strategis. Ini  termasuk peningkatan investasi, percepatan pembangunan infrastruktur, dan optimalisasi program-program kesejahteraan rakyat. 

Upaya ini diharapkan menjadi fondasi kokoh untuk menghadapi tantangan ekonomi global pada tahun 2025, sekaligus mendorong Indonesia menuju transformasi ekonomi yang berkelanjutan.

Capaian Program Akhir Tahun 2024

Menurut Airlangga, pada akhir tahun 2024, sejumlah program strategis berhasil mencatat capaian positif yang signifikan. Sebagai contoh, program harbolnas mencatat transaksi senilai Rp31,2 triliun, meningkat 21,4% dibandingkan tahun 2023, menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap belanja daring. 

Program BINA (Belanja Indonesia untuk Anak Negeri) juga mencatat pertumbuhan dengan transaksi sebesar Rp25,4 triliun, naik 15,5% dari tahun sebelumnya. Selain itu, EPIC Sale berhasil meraih transaksi Rp14,9 triliun, tumbuh 14,9% dibandingkan tahun sebelumnya. 

"Tahun lalu ini kita membuat beberapa program menjelang Natal seperti Nasional Hari Belanja Online atau Harbolnas, Belanja di Indonesia Aja (BINA), program diskon dan program stabilisasi harga pangan,” tambah Airlangga.

Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pemerintah meluncurkan sejumlah stimulus ekonomi yang diklaim langsung menyentuh kebutuhan masyarakat dan sektor strategis. Stimulus tersebut meliputi bantuan pangan sebesar 10 kg per bulan untuk 16 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), diskon listrik sebesar 50% selama dua bulan, serta insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk sektor properti, otomotif, dan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 bagi sektor padat karya. 

Target Pertumbuhan Ekonomi dan Program Prioritas

Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8% dengan menitikberatkan pada swasembada pangan, energi, dan hilirisasi sebagai pilar utama. Bergabungnya Indonesia dalam kelompok BRICS serta keberhasilan implementasi uji coba Program Makanan Bergizi menjadi pencapaian penting yang mendukung realisasi target ambisius ini. 

Salah satu pendorong utama adalah keberhasilan program hilirisasi yang menunjukkan hasil signifikan. Pada tahun 2024, ekspor produk nikel mencapai U$33,52 miliar atau sekitar Rp545,2 triliun meningkat tajam sebesar 745% dibandingkan tahun 2017, mencerminkan nilai tambah dari pengelolaan sumber daya alam. 

Selain itu, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seperti Gresik, Kendal, dan Galang Batang menjadi magnet investasi dengan total nilai mencapai Rp82,6 triliun dan mampu menyerap 42.930 tenaga kerja sepanjang tahun 2024.