Harga Ayam Naik, Kinerja CPIN, JPFA, dan MAIN 2021 Diprediksi Moncer
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Emma A. Fauni mengungkapkan rata-rata harga broiler bulanan di wilayah Jawa pada Maret 2021 naik menjadi Rp18.900 per kilogram. Angka ini melonjak 19,1% year-on-year (yoy) dan naik sekitar 8,5% secara bulanan.
Pasar Modal
JAKARTA – Rata-rata harga ayam broiler mengalami peningkatan signifikan pada periode Maret 2021. Bahkan, harga rata-rata bulanan bibit ayam (day old chicken/DOC) menyentuh harga tertinggi selama enam tahun terakhir.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Emma A. Fauni mengungkapkan rata-rata harga broiler bulanan di wilayah Jawa pada Maret 2021 naik menjadi Rp18.900 per kilogram. Angka ini melonjak 19,1% year-on-year (yoy) dan naik sekitar 8,5% secara bulanan.
Sementara itu, harga DOC di Jawa Barat berada pada kisaran harga Rp7.100 per ekor atau naik sekitar 3,7% month-on-month (mom). Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, angka tersebut meningkat hingga 57,5% yoy.
- Tidak Mampu Bayar Kupon Global, BEI Gembok Saham Garuda Indonesia
- Basis Investor Ritel Menguat, Kemenkeu Optimis SBN Ritel Diburu Investor
- 23 Perusahaan Antre IPO: Pak Erick, Masih Belum Ada BUMN di Daftar BEI
Selama kuartal I-2020, kata Emma, rata-rata harga DOC naik 14,4% secara kuartalan (quarter-on-quarter/qoq) dan bahkan melesat mencapai 70,2% secara tahunan. Begitu pula dengan harga broiler pada triwulan pertama tahun ini yang naik signifikan.
Menurutnya, kondisi ini akan memberikan dampak positif bagi kinerja saham emiten di sektor unggas, seperti PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN).
“Kami memperkirakan laba bersih yang lebih tinggi di kuartal ini, baik secara kuartalan atau tahunan,” kata dia melalui riset harian yang diterima TrenAsia.com, Kamis 22 April 2021.
Ia merujuk kinerja ketiga emiten tersebut pada tahun 2018 di saat pasar mengalami kekurangan pasokan. Pada saat itu, laba bersih CPIN, JPFA, dan MAIN meroket masing-masing 82,1%, 132,3%, dan 561,2% dibandingkan dengan realisasi laba bersih tahun sebelumnya.
Ia mengatakan saat ini harga DOC sangat tinggi, meskipun ada kemungkinan untuk ternormalisasi ke level Rp5.000 hingga Rp6.000 per ekor. Namun, ia menganggap harga ini merupakan level harga yang masih cukup baik.
“Jika harga DOC di pasar tetap pada level saat ini sampai akhir tahun, maka harus ada peningkatan bertahap ke ekspektasi pendapatan sepanjang tahun 2021,” tambahnya.
Emma mengharapkan pertumbuhan laba bersih yang cukup besar bagi CPIN dan JPFA dengan perkiraan earning per share (EPS) meningkat masing-masing 37% dan 73% yoy. Sedangkan, untuk MAIN diperkirakan akan mengalami peningkatan pendapatan yang lebih tinggi.
“Kami mempertahankan rating Overweight karena kami memperkirakan pemulihan di sektor ini akan terus berlanjut dan prospek laba bersih perusahaan perunggasan berpotensi untuk lebih baik dari perkiraan. JPFA dan MAIN adalah top picks kami,” tegasnya. (SKO)