Korporasi

Harga Baja HRC Tahun Ini Bakal Turun, Begini Prospek Steel Pipe Industry (ISSP)

  • Harga baja Hot Rolled Coil (HRC) sebagai bahan baku utama dari PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) diperkirakan akan turun pada 2022.
Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA - Harga baja Hot Rolled Coil (HRC) sebagai bahan baku utama dari PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP) diperkirakan akan turun pada tahun 2022, setelah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa selama tahun 2021. 

Proyeksi ini didukung oleh tenggat waktu yang lebih pendek karena meningkatnya produksi baja dari China dan stabilnya permintaan global. Fitch Ratings memperkirakan harga baja HRC akan turun dari US$1.170 per ton pada 2021 menjadi US$750 per ton pada 2022 dan hanya US$535 per ton selama periode 2023 – 2025.

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Joshua Michael mengatakan dampak dari lonjakan harga batu bara kokas dan gas alam sebagai sumber energi utama dalam produksi baja, yang disebabkan oleh konflik Rusia-Ukraina masih relatif moderat. 

“Meski konflik tersebut masih terus berlanjut, perseroan optimistis bahwa harga baja HRC akan stabil dan normal dalam jangka panjang,” ujarnya melalui riset yang diterima Selasa, 15 Maret 2022.

ISSP sendiri menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 20% - 30% year-on-year (yoy) menjadi Rp6 triliun - Rp6,5 triliun pada 2022, dari sebelumnya Rp5 triliun sepanjang tahun 2021. Hal ini didorong oleh pertumbuhan volume penjualan sebesar 15% - 20% yoy. 

Perseroan juga menargetkan untuk berpartisipasi dalam proyek pelabuhan, sumber daya air dan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), yang banyak menggunakan pipa baja dalam proses pengerjaannya. Sehingga dapat menguntungkan ISSP sebagai produsen pipa baja.

Joshua bilang, meskipun harga baja HRC naik signifikan sepanjang 2021, manajemen persediaan yang sangat baik memungkinkan ISSP untuk mencapai selisih tertinggi dalam sejarah perusahaan. Rata-rata harga baja HRC dipatok Rp4.600 per kilogram pada kuartal III-2021, berbanding dengan Rp4.300 per kilogram pada 2020.

Kendati begitu, ia memperkirakan marjin kotor pada 2022 akan sedikit tertekan karena adanya price lag dari pemasok lokal. Perseroan mengharapkan marjin kotor pada 2022 menjadi normal kembali ke level 16% - 18% dari 20% pada 2021.

ISSP turut menargetkan margin bersih sebesar 9% - 11% hingga akhir tahun ini. Dengan mengasumsikan pendapatan tahun 2022 sebesar Rp6 triliun - Rp6,5 triliun, laba bersih ditargetkan mencapai Rp540 miliar - Rp715 miliar.

Sementara itu, payout ratio diperkirakan berkisar antara 20% - 30%. Sehingga dividend yield tahun 2022 akan berada pada level 3,9%. Di sisi lain, ISSP saat ini diperdagangkan pada P/E 4,4x-5,9x dengan P/B pada tahun 2021 sebesar 0,8x.