Harga Batu Bara Melambung, Bukit Asam (PTBA) Catatkan Pertumbuhan Laba Bersih Tahunan Tertinggi Sepanjang Sejarah!
- Emiten pertambangan anggota holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencetak rekor tertinggi pembukuan laba bersih tertinggi sepanjang sejarah perseroan.
Industri
JAKARTA - Emiten pertambangan anggota holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencetak rekor tertinggi pembukuan laba bersih tertinggi sepanjang sejarah perseroan.
Dilansir dari keterangan tertulis, PTBA berhasil meraup laba bersih sebersar Rp7,91 triliun, dengan pertumbuhan 231% dart Rp2,39 triliun pada tahun 2021. Pertumbuhan ini juga diiringi dengan lonjakan pendapatan usaha tahunan sebesar Rp29,trilun atau setara 69%, dari tahun 2020 sebesar Rp17,33 triliun.
Kemudian dengan adanya pencapaian apik yang dimililiki, per 30 Desember 2021, perseroan berhasil mencatatkan total aset sekitar Rp36,12 triliun pada tahun 2021 melonjak 50% dari tahun sebelumnya, sebesar Rp24,06 triliun.
- Dibawa ke Medan Perang Ukraina, Pinokio Rusia Ini Bisa Hancurkan 8 Blok Kota
- Perang Ukraina Menuju Hari Penentuan, Gelombang Besar Pasukan Rusia Mendekati Kiev
- Dikirim ke Ukraina, Panzerfaust 3 akan Bertarung dengan Musuh Sejatinya
Sekretaris PTBA Apollonius Andwie mengungkapkan, pencapai ini didapatkan dari solidnya kinerja operasional perseroan, ditengah naiknya kenaikan harga komiditas batu bara yang mendorong pencapaian ini.
"Pencapaian gemilang perseroan, didukung oleh kinerja solid si sepanjang tahun 2021, seiringi dengan pemulihan ekonomi global maupun nasional yang mendukung naiknya permintaan batu bara," ujar Apollonius dalam keterangan tertulis Senin, 7 Maret 2022.
Per tahun 2021, produksi perseroan tumbuh 21% dari tahun 2020, menjadi 30,04 juta ton, kemudian volume angkutan batu bara juga turut menguat menjadi 25,42 juta ton, setara dengan melonjak 7% dari tahun sebelumnya.
Dari segi volume penjualan, PTBA berhasik menjual sebesar 28,37 juta ton sepanjang tahun 2021, tumbuh 9% dari tahun 2020, dengan rasio penjualan tertinggi dari hasil penjualan domestik sebesar 57%, sedangkan ekspor sebesar 43%.
Seperti yang diketahui, melonjaknya harga komoditas termasuk batu bara menunjukan penguatan yang cukup signifikan per 30 Desember 2021, dengan rata-rata harga indeks Newcastle sebesar US$137,28 per ton, sedangkan indeks harga batu bara pada thermal Indonesia (Indonesian Coal Index) atau ICI memiliki harga rata-rata US$95,05 per ton, sehingga momentum tersebut dimanfaatkan oleh perseroan guna mendapatkan pencapaian kinerja keuangan yang baik.