Atasi Krisis Batubara Nasional, MAKI Tuntut Polda Kalsel Segera Cabut Police Line di KM 101 Tapin
Korporasi

Harga Batu Bara Meroket, Laba Bersih Emiten Batu Bara Hary Tanoe (IATA) Melonjak ke Rp480,5 Miliar

  • Emiten batu bara milik Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Energy Investment Tbk (IATA) mencetak laba bersih yang meroket di saat harga batu bara sedang naik tajam

Korporasi

Liza Zahara

JAKARTA - Emiten batu bara milik Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Energy Investment Tbk (IATA) catat kenaikan laba bersih di saat harga batu bara sedang melonjak tajam.

Berdasarkan keterbukaan informasi perseroan, Rabu, 7 September 2022, pendapatan perseroan sebelum konsolidasi dengan PT Bhakti Coal Resources (BCR) pada semester I-2022 sebesar US$84,50 juta meningkat  1.734% dari pada semester I-2021 sebesar US$4,61 juta.

Kemudian EBITDA perseroan tumbuh 8.098% dari $US545 ribu pada semester I-2021 menjadi US$44,72 juta pada semester I- 2022.

Sedangkan laba bersih perseroan juga tumbuh pada semester satu tahun ini menjadi US$32,19 juta atau sekitar Rp480,50 miliar (asumsi kurs Rp14.927) pada semester I-2022 dari sebelumnya mengalami negatif US$1,70 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan yang terjadi tentunya disebabkan oleh permintaan tinggi untuk sumber daya energi seperti batu bara akibat dari negara-negara yang bergantung pada minyak dan gas mencari alternatif untuk mengamankan pasokan.

Harga acuan batu bara terus naik sepanjang semester I-2022. Pada januari 2022 hingga Juni 2022 naik 104,44% ke level US$323,91 per ton.

Kinerja Keuangan Berdasarkan PSAK 38 DK24

Pendapatan usaha juga mengalami peningkatan tajam setelah disesuaikan dengan PSAK 38 DK24. Di mana perseroan mencatatkan pendapatan usaha pada semester I-2022 sebsar US$84,50 juta meningkat 254,36% lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$23,85 juta.

Sedangkan laba bersih IATA juga meningkat sebesar 735,49% menjadi US$32,19 juta lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$3,85 juta.

Keuntungan yang dicetak perseroan berasal dari anak usaha BCR yakni PT Putra Muba Coal yang menargetkan produksi 4,5 juta MT dan PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal yang menargetkan produksi 1,8 juta MT pada 2022 atau meningkat 2 juta MT dan 590 ribu MT pada 2021.

Anak usaha BCR lainnya yakni PT Indonesia Batu Prima Energi telah memulai produksi batu bara pada Juli 2022. Dengan memiliki area konsensi terbesar seluar 15.000 hektare (Ha), perseroan yakin IBPE untuk kedepannya dapat memberikan kontribusi yang signifikan.

IBPE ditargetkan memproduksi 500 ribu MT batu bara pada 2020.