Ilustrasi tambang batu bara.
Dunia

Harga Batu Bara Meroket Usai PLTU Hidup Kembali di Eropa, Sampai Kapan?

  • Krisis energi Eropa yang dipicu penutupan saluran gas alam NordStrem 1 oleh perusahaan utilitas asal Rusia, Gazprom mengakibatkan batu bara kembali dipilih jadi sumber energi
Dunia
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

MOSKOW - Krisis energi Eropa yang dipicu penutupan saluran gas alam NordStrem 1 oleh perusahaan utilitas asal Rusia, Gazprom mengakibatkan batu bara kembali dipilih jadi sumber energi.

Menghadapi musim dingin yang sebentar lagi melanda Eropa, sejumlah negara berlomba-lomba mengamankan cadangan energi mereka.

Berdasarkan data dari perusahaan konsultan energi dan gas, Rysrad Energy, pembangkit listrik berbahan bakal batu bara telah melonjak lebih dari 20% di sejumah negara eropa seperti Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Spanyol, dan Inggris. Ini merupakan tanda bahwa  negara-negara Eropa itu telah meningkatkan konsumsi batu bara tahun ini.

"Batu bara pasti kembali, dengan meroketnya harga gas alam dan kekeringan. Sekarang ini semua tentang bertahan hidup di musim dingin," kata analis di bank Swedia SEB, Ole Hvalbye seperti dikutip TrenAsia.com dari Insider Senin, 12 September 2022.

Seperti diketahui, harga gas alam Eropa meroket 300% tahun ini,dan mencapai rekor tertinggi pada Agustus.  Hal itu mendorong sejimlah perusahaan listrik di Austria, Belanda, dan Italia kembali melirik penggunaan batu bara. 

Bahkan, raksasa utilitas Jerman, Uniper  bakam telah menghidupkan kembali PLTU hingga April 2023.

"Batubara telah menjadi pilihan yang lebih murah untuk pembangkit listrik untuk sebagian besar tahun ini dan juga telah didorong oleh situasi pasokan gas yang ketat di Eropa," kata analis Rystad Energy Fabian Ronningen.

Ronningen memprediksi batu bara diharapkan menjadi pilihan yang lebih kompetitif untuk dua setengah tahun ke depan. Sejak mulai digunakan kembali di Eropa, harga batu bara global tercatat telah mencapai level tertinggi sejak 2008 lalu.  

Tercatat, harga batu bara Eropa telah meningkat sekitar 150% sejak awal tahun. Hvalbye mengatakan hilangnya volume gas alam Rusia di Eropa menjadikan pasokan komoditas tersebut  mengalir ke pasar energi global.

"Bahan bakar fosil lainnya seperti minyak dan batu bara mengalir dari pasar global ke Eropa karena harga yang sangat tinggi di sana. Akibatnya, harga batu bara Eropa dan Australia sekarang kira-kira lima kali lebih tinggi dari harga normal," kata Hvalbye.

Hvalbye mengatakan ada kemungkinan besar bahwa kedepannya, harga batubara tetap tinggi. Ini dipicu lantran Ia  tidak melihat tekanan Rusia segera berakhir.

Di sisi lain, Ronningen yakin UE akan mempercepat pengembangan energi terbarukannya, dan itu akan menyebabkan penurunan batu bara di Eropa paling lambat pada tahun 2024.

"Dalam jangka pendek, kami melihat batu bara kembali. Jangka panjangnya tidak terlalu banyak," katanya.