Pertambangan mineral emas
Bursa Saham

Harga Emas Diprediksi Tembus US$2.700 Tahun Depan, Waktunya Serok Saham Emas?

  • Goldman Sachs memperbarui pandangan optimisnya terhadap harga emas, terutama didorong permintaan bank sentral dan prospek penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - Goldman Sachs memperbarui pandangan optimisnya terhadap harga emas, terutama didorong permintaan bank sentral dan prospek penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed).

Dilansir dari Reuters, harga emas berhasil menyentuh rekor tertinggi sebesar US$2.589,6 per ounce, dipicu oleh melemahnya dolar AS dan ekspektasi penurunan suku bunga hingga 50 basis poin pada pertemuan FOMC.

Meskipun memprediksi penurunan harga emas dalam jangka pendek, perusahaan bank investasi itu tetap optimis terhadap target jangka panjang. Mereka mematok harga emas di US$2.700 per troy ounce pada awal 2025.

Sementara itu, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi memproyeksikan harga emas dunia diprediksi akan mencapai US$2.600 per troy ounce dalam dua hari ke depan, yang mencerminkan nilai tertinggi sepanjang sejarah. 

Prediksi ini, kata Ibrahim, didorong oleh spekulasi penurunan suku bunga The Fed, ketidakstabilan politik di Amerika Serikat, perlambatan ekonomi di China, serta konflik global yang meningkatkan minat terhadap emas sebagai aset lindung nilai.

Sementara itu, pada perdagangan Selasa, 17 September 2024, setidaknya ada tujuh emiten emas mengalami penguatan harga saham dengan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) memimpin kenaikan dengan 3,12% ke Rp165 per saham, meskipun masih turun 2,94% secara year-to-date (YtD). 

Selanjutnya, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga menguat 3% ke Rp1.375 per saham, meskipun secara tahunan turun 19,35%.  Emiten lainnya, seperti PT J Resources Asia Pacific Tbk (PSAB), naik 2,27%, diikuti oleh PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) yang naik 1,41%, PT United Tractors Tbk (UNTR) naik 0,85%, dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang naik tipis 0,44%.

Stockbit Sekuritas sebelumnya juga mencatat bahwa lonjakan harga emas sebagai katalis positif bagi emiten produsen emas, dengan potensi peningkatan harga jual rata-rata (ASP) dan margin keuntungan perusahaan.

Analis MNC Sekuritas, Herditya T Wicaksana, memberikan beberapa rekomendasi investasi di sektor saham emas. Ia merekomendasikan buy on weakness untuk BRMS dengan support di level Rp159 dan resistance Rp163 per saham, serta target harga Rp169-177 per saham. 

Herditya juga merekomendasikan spec buy untuk PSAB dengan support Rp266 dan resistance Rp286 per saham, serta target harga Rp294-310 per saham. Untuk MDKA, ia menyarankan buy on weakness dengan support Rp2.280 dan resistance Rp2.360 per saham, serta target harga Rp2.400-2.500 per saham. 

Sementara itu, untuk ANTM disarankan buy if break dengan support Rp1.330 dan resistance Rp1.370 per saham, dengan target harga Rp1.440-1.480 per saham. ARCI direkomendasikan trading buy dengan support Rp284 dan resistance Rp296 per saham, serta target harga Rp302-312 per saham.