<p>Nampak antrian pembelian logam mulia ANTAM di sebuah pusat perbelanjaan kawasan Tangerang Selatan, Sabtu 19 Juni 2021. Anjloknya harga emas selama sepekan membuat masyarakat berlomba untuk membeli. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia</p>
Energi

Harga Emas Tinggi, Penjualan Meningkat tetapi Laba Aneka Tambang (ANTAM) Merosot

  • PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID membukukan adanya penyusutan laba bersih di semester I-2024 ini menjadi Rp1,55 triliun, turun 17,55% secara tahunan (Year on Year/YoY) dari Rp1,88 triliun.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM), anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID membukukan laba bersih di semester I-2024 ini Rp1,55 triliun.  Menyusut 17,55% secara tahunan (Year on Year/YoY) dari Rp1,88 triliun.

Direktur Utama ANTAM, Nico Kanter mengatakan meski laba bersih turun justru meningkat sebesar 7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari sebelumnya Rp21,66 triliun menjadi Rp23,18 triliun pada semester I-2024.

"Di tengah tantangan yang dihadapi oleh Perusahaan pada semester I-2024 terutama terkait kendala perizinan,"katanya dalam Pubex secara daring pada Selasa, 27 Agustus 2024.

Kinerja saham ANTAM yang positif tercermin pula dari rata-rata volume perdagangan saham harian sampai dengan periode semester I-2024 yang mencapai 54,19 juta saham dan rata-rata nilai transaksi harian saham pada semester I-2024 mencapai Rp84,20 miliar. ANTAM mencatatkan nilai kapitalisasi pasar pada akhir Juni 2024 sebesar Rp30,04 triliun.

Selain penjualan emas, Antam juga mencatatkan kenaikan penjualan dari komoditas alumina ke level Rp724,94 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp637,22 miliar. Namun, perusahaan plat merah ini tidak mencatatkan penjualan bijih bauksit pada paruh pertama tahun ini, dibandingkan periode sama tahun lalu, yaitu Rp143,510 miliar.

Dari sisi capaian Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) sebesar Rp2,42 triliun. Sementara itu, komoditas Antam yang mengalami penurunan penjualan terbesar adalah bijih nikel dan feronikel. Penjualan bijih nikel turun menjadi Rp1,95 triliun, berkurang dari Rp4,88 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Adapun penjualan dari feronikel pada paruh pertama tahun ini juga turun juga lumayan banyak ke level Rp1,54 triliun. Padahal, pada semester I-2023, penjualan segmen ini mampu menembus level Rp2,54 triliun.

Seiring dengan peningkatan penjualan, beban pokok ANTM juga meningkat menjadi Rp21,18 triliun, naik 21,61% dibandingkan periode semester I-2023 yang tercatat sebesar Rp12,42 triliun. Akibatnya, laba kotor turun 52,75% menjadi Rp2 triliun, sementara pada periode yang sama tahun lalu laba kotor ANTM mencapai Rp4,24 triliun.

Penurunan laba ini juga terjadi di tengah harga emas di pasar komoditas internasional terus mencapai rekor baru tertinggi sepanjang sejarah. Saat ini harga emas mencapai kisaran US$2.513 per troy ons.

Harga emas mencapai rekor tinggi sepanjang sejarah pada tahun ini sudah dimulai sejak perdagangan awal Maret 2024, dimana saat itu posisi harga di kisaran $2083,4 per troy ons.

Kenaikan harga emas yang mencapai rekor terpantau juga terus belanjut jelang bulan September 2024 dan pada persentase kenaikan emas sebelum akhir bulan Agustus 2024 sudah naik 2% lebih setelah periode bulan Juli naik 5% lebih.

Proyek Hilirisasi

Terkait proyek kerja sama pengembangan ekositem EV Battery di Indonesia, ANTAM bersama mitra strategis berkomitmen untuk mengakselerasi pencapaian milestone sesuai target Perusahaan di tahun 2024.

Selain itu, sebagai komitmen dalam hilirisasi pada komoditas nikel, pada tanggal 3 Mei 2024, entitas anak usaha ANTAM, PT Gag Nikel ("PT GN"), telah menandatangani Conditional Share Purchase Agreement dengan Newton International Investment Pte Ltd. ("Newton"), anak perusahaan yang dikendalikan oleh Tsingshan Group, atas potensi rangkaian transaksi termasuk pembelian sebagian kepemilikan saham yang dimiliki Newton pada suatu anak perusahaannya yang bergerak pada bidang pengolahan bijih nikel.

Rangkaian transaksi tersebut akan berlaku efektif setelah beralihnya kepemilikan saham Newton pada suatu anak perusahaannya kepada PT GN pada tanggal penyelesaian transaksi. Kerjasama ini diharapkan akan mendorong pertumbuhan berkelanjutan Perusahaan.

Dalam hal pengembangan hilirisasi komoditas bauksit, saat ini Perusahaan terus berfokus pada penyelesaian pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery ("SGAR") yang dikembangkan bersama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium dengan kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGAR per tahun. Sampai dengan Juni 2024, progres konstruksi pabrik SGAR telah mencapai 89%.