Warga Inggris mematikan listrik rumah-rumah mereka sebagai bentuk protes terhadap harga energi yang terus meningkat dan menyusahkan.
Dunia

Harga Energi Meroket, Warga Inggris Lakukan Pemadaman Bersama

  • Ribuan rumah di Inggris mematikan lampu dan alat-alat elektronik mereka pada hari Minggu, 10 April jam 10 malam sebagai bentuk protes.
Dunia
Fadel Surur

Fadel Surur

Author

LONDON - Ribuan rumah di Inggris mematikan lampu dan alat-alat elektronik mereka pada hari Minggu, 10 April jam 10 malam sebagai bentuk protes terhadap harga energi.

‘Big Power Off’ merupakan gerakan protes yang dijalankan warga Inggris yang keberatan akan terus meningkatnya harga energi di Inggris, seperti dikutip dari ITV.

Tujuan pemadaman listrik sementara selama 10 menit adalah untuk menyampaikan perasaan keberatan mereka kepada perusahaan energi dan juga pemerintah.

Menurut badan regulator energi Inggris Raya, Office of Gas and Electricity Markets (Ofgem), batas harga energi meningkat 54% dari 1 April dan mempengaruhi sekitar 22 juta pengguna. 

Sebelumnya, biaya listrik tahunan yang sudah ditentukan di Inggris adalah 1.277 pound sterling atau setara dengan Rp23,8 juta (asumsi kurs Rp18.695,63 per pound sterling Inggris).

Sementara itu, kenaikan yang diterapkan adalah sebesar 693 pounds atau setara Rp12,9 juta per tahunnya. Artinya, pelanggan harus membayar sebesar 1.971 pounds atau Rp38,6 juta per tahunnya. 

Bagi pelanggan prabayar akan mengalami kenaikan dari 1.309 pounds ke 2.017 pounds atau Rp24,4 juta menjadi Rp37,7 juta.

Sementara itu, pihak perusahaan energi Inggris The National Grid mengaku tidak merasakan dampak yang signifikan dari aksi ini.

“Insinyur ruang kontrol kami yang sangat berpengalaman dan terampil terbiasa menggunakan berbagai alat untuk mengelola penurunan atau kenaikan permintaan yang tiba-tiba untuk memastikan pasokan listrik yang aman dan andal untuk bisnis dan konsumen kami setiap detik setiap hari," ujar juru bicara perusahaan energi Inggris, The National Grid.

Karen Brady, penyelenggara kegiatan pemadaman mengonfirmasi bahwa kegiatan ini akan menjadi acara mingguan di Inggris.

Ia mengaku terinspirasi untuk melakukan sesuatu setelah melihat aksi yang sama dilakukan di Spanyol. 

Ia menjelaskan bahwa pemadaman singkat akan menyebabkan ketidakseimbangan pada jaringan nasional. Ini terjadi karena konsumsi listrik menjadi lebih rendah dari yang diperkirakan. Untuk melindungi jaringan, pembangkit listrik akan diputus sementara atau perintah pelemahan output akan dikeluarkan.

“Karena jaringan listrik milik publik, tetapi sumber dayanya milik swasta, ini secara efektif menciptakan boikot 10 menit dari bagian-bagian sumber daya kami yang diprivatisasi,” kata Brady. Ia juga menambahkan bahwa estimasi kerugian perusahaan energi swasta adalah 9 juta pounds (Rp168 miliar) setiap 10 menitnya.

Brady mengatakan bahwa aksi kedua dan selanjutnya merupakan lanjutan dari gangguan ‘ringan’ yang dijalankan kemarin.

“Kami hanya ingin memberikan gangguan ringan untuk yang pertama, itulah mengapa saya memilih jam 10 malam pada hari Minggu,” katanya pada LADBible

Kegiatan selanjutnya akan dijalankan pada hari Sabtu, 16 April mendatang pada pukul 7 malam.