Gula
Makroekonomi

Harga Gula Mulai Merangkak Naik

  • Kenaikan harga disebut karena imbas dari kenaikan harga harga global serta kekhawatiran akan dampak El Nino.

Makroekonomi

Bintang Surya Laksana

JAKARTA - Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) melaporkan terjadinya peningkatan harga bahan pokok yang harganya diawasi pemerintah namun yang pasokannya bergantung pada impor termasuk gula mulai merangkak naik. Kenaikan harga disebut karena imbas dari kenaikan harga harga global serta kekhawatiran akan dampak El Nino.

“Kenaikan harga gula di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kenaikan harga gula dunia, kenaikan biaya produksi terkait pupuk dan tenaga kerja, kekhawatiran dampak El Nino pada panen tebu tahun 2023-2024 serta penetapan harga beli di tingkat petani oleh pemerintah yang lebih tinggi,” Ujar Hasran, peneliti CIPS.

Indonesia masih sangat bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan gula, dan harga gula di pasar internasional telah mengalami kenaikan dalam dua bulan terakhir karena produksi gula menurun di beberapa negara produsen utama seperti India, Thailand, dan Brazil. 

Pada tahun 2023, perkiraan kebutuhan gula dalam negeri mencapai 6 juta ton, sementara produksi dalam negeri hanya mencapai 2,2 juta ton, sehingga harus dipenuhi melalui impor. 

Ketergantungan pada impor ini terus meningkat sejak tahun 2014. Selain itu, produksi dalam negeri juga mengalami penurunan karena luas lahan tebu di Indonesia yang semakin berkurang.

Kenaikan harga gula telah dipengaruhi oleh kenaikan harga pupuk di pasar internasional. Selain itu, kekhawatiran terkait potensi dampak El Nino pada panen tebu di tahun 2023-2024 juga telah mendorong harga gula untuk naik lebih awal. Badan Pangan Nasional telah menanggapi hal ini dengan meningkatkan harga pembelian gula dari petani sebesar 100 rupiah menjadi Rp 12.500 per kilogram.

Untuk memastikan pasokan gula dalam negeri tetap aman, pemerintah perlu meningkatkan produksi gula dengan meningkatkan produktivitas melalui penggunaan teknologi modern, penggunaan benih tebu berjenjang, dan peningkatan varietas tebu. 

Selain itu, diversifikasi sumber impor gula juga perlu dilakukan. Indonesia perlu mempertimbangkan negara-negara penghasil gula lainnya seperti Mexico, Pakistan, Amerika Serikat, Columbia, Guatemala, dan Filipina, sebagai alternatif ketika negara-negara pemasok utama mengalami penurunan produksi. 

Harga gula telah terpantau naik diatas harga acuan penjualan ditingkat konsumen yang ditetapkan oleh Badan Pangan Nasional yang sebesar Rp14.500 -15.500 tergantung wilayahnya. Harga gula telah mengalami kenaikan dengan rata-rata naik sebesar Rp500 per kilogram di tingkat konsumen.