<p>Suasana kios pedagang di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa, 6 Oktober 2020. Jika pandemi tak bisa dikendalikan yang salah satunya dilihat dari indikator positive rate di bawah 5%, masyarakat, khususnya kelas menengah akan enggan membelanjakan uangnya, karena khawatir terinfeksi. Inilah yang menjadi penyebab, meski reaktivasi ekonomi sudah dilakukan pada Juni 2020 lalu, tetapi kinerja daya beli tetap melorot. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Harga Kedelai Diprediksi Naik Rp10.500 per Kg, Importir Diimbau Potong Rantai Distribusi

  • Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengimbau para importir kedelai untuk menyalurkan stok secara rutin kepada seluruh pengrajin tahu dan tempe.

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengimbau para importir kedelai untuk menyalurkan stok secara rutin kepada seluruh pengrajin tahu dan tempe.

Cakupan distribusi juga menyasar ke Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), baik di Puskopti provinsi maupun Kopti kabupaten/kota. Hal ini dilakukan dengan tetap memperhatikan harga kedelai yang terjangkau.

“Jadi, supaya harga tetap terjangkau, kami dorong importir untuk memotong rantai distribusi. Caranya dengan menyalurkan langsung kepada industri pengrajin, khususnya di daerah kota/kabupaten yang dekat dengan lokasi gudang,” ungkap Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan dalam keterangan resmi, Kamis, 20 Mei 2021.

Oke pun mengeklaim, harga kedelai impor di tingkat pengrajin tahu dan tempe dianggap masih stabil pada periode Ramadan dan Lebaran tahun ini. Nilainya tidak melebihi Rp10.000 per Kilogram (kg) sehingga harga tahu tetap di kisaran Rp65 per potong dan tempe Rp16.000 per kg di tingkat pengrajin.

Terkait hal ini, ia menjamin stok kedelai saat ini masih mencukupi untuk kebutuhan industri pengrajin tahu dan tempe nasional.

Diketahui, berdasarkan tren dari Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia masih mengalami kenaikan. Pada pertengahan Mei 2021, harganya kurang lebih US$15,86 per bushels  atau setara Rp10.084 per kg.

Harga tersebut naik 11,2% dibandingkan dengan April 2021 yang sebesar US$14,26 per bushels atau Rp9.203 per kg.

Oleh karena itu, Oke memprediksi harga kedelai di tingkat pengrajin akan bergerak naik pada kisaran Rp10.500 per kg.

Faktornya, komoditas kedelai asal Amerika Serikat hingga saat ini belum memasuki masa panen. Selain itu, permintaan kedelai dari negara lain, seperti Tiongkok juga berada di kisaran 7,5 juta ton pada April 2021.

“Kemendag secara periodik terus memantau dan mengevaluasi pergerakan harga kedelai dunia, baik ketika terjadi penurunan ataup kenaikan harga. Hal ini bertujuan untuk memastikan harga kedelai di tingkat pengrajin dan di tingkat pasar tahu dan tempe berada di tingkat wajar,” tegas Oke.(RCS)