Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di perairan Banten. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Korporasi

Harga Komoditas Alami Normalisasi, Sektor Ini Bakal Jadi Andalan Baru Pasar Modal

  • Investment Director Schroders Indonesia Irwanti mengatakan bahwa prediksi tersebut dilatarbelakangi oleh harga batu bara yang terus melandai.

Korporasi

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - PT Schroder Invesment Management Indonesia memprediksi harga komoditas akan mengalami normalisasi sementara ada dua sektor yang bisa menjadi alternatif sumber pendongkrak pendapatan pasar modal tanah air.

Investment Director Schroders Indonesia Irwanti mengatakan bahwa prediksi tersebut dilatarbelakangi oleh harga batu bara yang terus melandai.

Menurut Irwanti, melandainya harga komoditas pada gilirannya akan berdampak kepada penurunan produk domestik bruto (PDB) yang diperkirakan tumbuh 5% pada tahun 2023.

Pasalnya, melemahnya harga komoditas, termasuk batu bara, berpeluang untuk melemahkan pemasukan dari ekspor dan pertumbuhan pendapatan perusahaan.

"Kami memperkirakan harga komoditas akan mulai mengalami normalisasi, terutama batu bara," ujar Irwanti dalam acara Media Gathering: Market Outlook 2023 di Jakarta, Rabu, 18 Januari 2023.

Menurut data yang dihimpun Schroders, harga acuan batu bara Newcastlah turun ke bawah US$400 (Rp6,05 juta dalam asumsi kurs Rp15.137 per-dolar AS) perton.

Schroders pun memproyeksikan penerimaan bukan pajak akan melemah sekitar 17% pada 2023 karena harga komoditas yang menurun.

"Tingkat pertumuhan market earnings diproyeksikan menjadi satu digit lebih rendah pada tahun 2023. Namun, jika kita mengeluarkan sektor komoditas, pertumbuhan pendapatan masih akan menjadi dua digit," kata Irwanti.

Irwanti pun menyampaikan bahwa Schroders Indonesia melihat sektor konsumen dan perbankan bisa menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan pendapatan.

Prediksi tersebut didasari oleh pertumbuhan pinjaman yang meningkat, sedangkan sektor konsumen telah mengalami pemulihan marjin dari harga soft commodities yang lebih rendah.

Sementara itu, sektor teknologi dinilai Schroders masih berada di bawah tekanan karena tren suku bunga yang tinggi.

Akan tetapi, indikasi-indikasi dari bank sentral AS alias The Federal Reserve (The Fed) untuk melambatkan kenaikan suku bunga dapat menjadi sentimen positif untuk sektor ini.

"Pelonggaran kebijakan moneter paling awal yang kami perkirakan hanya akan terjadi menjelang akhir tahun 2023," ujar Irwanti.