Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memberikan keterangan kepada media mengenai dana alokasi umum (DAU) usai menghadiri rapat paripurna di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 7 Desember 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Nasional

Harga Komoditas Meledak, Sri Mulyani Yakin Defisit APBN 2021 di Bawah 5,7 Persen

  • Sri Mulyani Indrawati demikian optimistis bahwa defisit APBN tahun ini berada di bawah outlook 5,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Nasional
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati demikian optimistis bahwa defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun ini berada di bawah outlook 5,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

"Karena pemulihan yang kuat serta dari pendapatan dan ledakan komoditas, kami memperkirakan defisit akan antara 5,1 hingga 5,4 persen, jauh lebih rendah dari yang kami rancang sebelumnya," ujarnya dalam World Bank Indonesia Economic Prospects Report, dikutip Jumat, 17 Desember 2021.

Adapun, dalam rilis terakhir baru-baru ini, defisit APBN pada bulan Oktober mencapai 3,29% terhadap PDB, atau menjadi Rp548,9 triliun.

Defisit APBN terus melebar dimana pada September 2021, APBN mengalami defisit Rp452 triliun dan Agustus sebesar Rp383,2 triliun.

Bendahara Negara optimistis bahwa tren ledakan harga komoditas di pasar global yang terus berlanjut bisa mengungkit lebih tinggi grafik pemulihan ekonomi nasional tahun depan. Sesuai outlook APBN 2022, defisit tahun 2022 diperkirakan sebesar 4,8% terhadap PDB.

Dengan mempertimbangkan Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) yang berpotensi memberikan tambahan penerimaan dan program pemulihan ekonomi tahun 2021, Sri Mulyani yakin bahwa akan memberikan dorongan lebih kencang lagi terhadap pertumbuhan ekonomi.

"Mudah-mudahan tingkat pertumbuhan akan pulih di atas 5 persen. Dalam APBN 2022, kami menempatkan 5,2 persen untuk pertumbuhan ekonomi hingga 2022," paparnya.

Dia menambahkan bahwa pemerintah akan terus bekerja makin baik untuk memulihkan ekonomi Indonesia pada tahun 2022. Peran kebijakan fiskal masih sangat penting, terutama di masa pandemi COVID-19.

"APBN tahun 2022 akan mendukung proses pemulihan dengan memprioritaskan belanja untuk pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), pendidikan, kesehatan, dan belanja sosial," ungkap Sri Mulyani.