Harga Komoditas Naik, KFC di China Jual Ceker dan Leher Ayam dalam Menunya
- Restoran ayam goreng KFC biasanya menjual sejumlah menu yang terbuat dari bagian ayam layak makan
Industri
SHANGHAI - Restoran ayam goreng KFC biasanya menjual sejumlah menu yang terbuat dari bagian ayam layak makan. Sebut saja sayap, dada, paha atas dan paha bawah.
Namun gerai KFC di China melakukan hal yang tidak biasa. Waralaba ayam goreng asal Amerika Serikat itu menyediakan pilihan leher dan ceker dalam daftar menunya.
Mengutip Bussiness Insider pada Senin, 8 Agustus 2022, hal ini dilakukan untuk mengatasi lonjakan biaya yang saat ini tengah terjadi di China.
CEO Yum China, Joey Wat perusahaan pemasok Franchise KFC dan Pizza Hut di negeri tirai bambu mengatakan bahwa perseroan berupaya memanfaatkan material semaksimal mungkin untuk memangkas biaya.
"Harga komoditas seperti minyak goreng dan daging sapi serta utilitas telah meningkat secara signifikan tahun ini," kata Joe Watt seperti dikutip TrenAsia.com.
- 5 Mumi Beserta Rahasia Peradaban yang Dibawa Setelah Kematian
- Cadangan Devisa Relatif Masih Tinggi, Nilai Kurs Rupiah Ditutup Menguat di Level Rp14.876 per dolar AS
- Peminat Film Superhero Marvel Berkurang Semenjak Phase 1 Berakhir, Ini Sebabya!
Sebagai informasi, kaki ayam merupakan salah satu bahan makanan yang bisa diolah dengan lezat di China. Alhasil, pada minggu lalu perusahaan berhasil memasukkan ceker dan leher sebagai menu andalan setelah ada di China selama 35 tahun.
“Saya bisa laporkan kembali bahwa untuk tahun ini, untuk tahun 2022 akhirnya kami jual ceker ayam,” ujar.
Menu leher dan ceker ayam dirilis KFC China lewat menu "Super Abundant Chicken Bucket". Ember ini menampilkan ceker ayam, ujung sayap ayam, leher dan bagian lain yang secara tradisional disukai oleh orang Tionghoa.
Wat menambahkan, perusahaan menyampaikan pada investor bahwa langkah ini juga dilakukan untuk menghindari PHK yang mengancam 450.000 karyawannya di China.
Perlu diketahui, secara keseluruhan, China melaporkan terjadi penurunan produk domestik bruto (PDB) sebanyak 16% secara tahunan.
"Di sisi tenaga kerja, kami memperkirakan inflasi tenaga kerja akan melemah, mengingat tekanan ekonomi yang menurun. Namun, peningkatan bauran dalam penjualan pengiriman kemungkinan akan meningkatkan biaya pengiriman," tambah Wat.