Harga LPG Non Subsidi Naik, Penjual Khawatir Konsumen Beralih ke Gas 3 Kg
- Hal ini membuat Yati harus memutar otak dengan mengurangi stok pembelian gas non subsidi ini
Nasional
JAKARTA - Para pedagang mengaku ragu menjual gas Liquefied Petroleum Gas (LPG) 5,5 kg dan 12 kg usai adanya kenaikan harga sejak 10 Juli 2022.
Pedagang gas elpiji di Bogor bernama Yati mengeluhkan adanya kenaikan ini, menurutnya daya beli pada harga lama saja tidak begitu banyak. Hal ini membuat Yati harus memutar otak dengan mengurangi stok pembelian gas non subsidi ini.
"Harga lama saja sedikit yang beli apalagi naik. Khawatir jadi makin menurun yang beli," ujar pemilik warung di Bogor bernama Yati kepada TrenAsia.com pada Selasa 12 Juli 2022.
- Jalan Tol Semarang-Demak Mula Pasang Trial Embankment, Tanggul Laut akan Dikerjakan pada 2023
- Keponakan Luhut, Pandu Sjahrir Mundur dari Komisaris Digital Mediatama Maxima (DMMX)
- Mendag Zulkifli Hasan Resmi 'Jual' Minyak Goreng Curah Kemasan Sederhana, MinyaKita
Di warung miliknya, gas elpiji subsidi 3 kg dijual seharga Rp20.000, lalu untuk Bright Gas atau elpiji 12 kg dibanderol seharga Rp180.000.
Yati mengaku saat ini ia masih menjual gas non subsidi ini dengan harga lama meskipun kenaikan sudah terjadi per 10 Juli 2022 lalu. Hal ini dilakukan lantaran ia masih memiliki banyak stok lama yang belum habis.
Berdasarkan pantauan TrenAsia.com kebanyakan pembeli gas elpiji di warung Yati memang konsumen memilih membeli elpiji 3 kg. Yati mengaku beberapa konsumen tetapnya ada yang beralih ke gas melon atau 3 kg karena naiknya harga.
Ia was-was jika banyak konsumen mulai beralih ke gas 3 kg. Sehingga ia tidak akan menambah stok baru sampai gas elpiji non subsidi yang menumpuk di warungnya habis.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, PT Pertamina (Persero) menaikkan harga gas LPG non subsidi per 10 Juli 2022 di mana Bright Gas 5,5 kg menjadi Rp 100.000 dan Bright Gas/Elpiji 12 kg menjadi Rp 213.000. Harga ini berlaku di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara.