
Harga Minyak Anjlok ke Level Terendah dalam 4 Tahun
- Harga minyak acuan dunia ambrol ke level terendah dalam empat tahun terakhir menyusul perang dagang yang disulut Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Kebijakan agresif Trump telah mengurangi minat pasar terhadap aset berisiko seperti minyak.
Energi
JAKARTA—Harga minyak acuan dunia ambrol ke level terendah dalam empat tahun terakhir menyusul perang dagang yang disulut Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Kebijakan agresif Trump telah mengurangi minat pasar terhadap aset berisiko seperti minyak.
Dikutip dari Bloomberg, Rabu, 9 April 2025, harga minyak acuan Brent turun 4,2% hingga jatuh mendekati US$60 per barel. Adapun harga minyak West Texas Intermediate turun lima hari berturut-turut. Anjloknya harga minyak terjadi di tengah akibat aksi saling balas tarif impor antara AS dan China.
Kondisi itu pun memicu kekhawatiran terjadinya resesi. Harga minyak dunia telah jatuh hampir seperlimanya pada tahun ini. Pasar kini sangat berhati-hati dalam mengelola aset berisiko seperti minyak menyusul kebijakan perdagangan agresif Trump.
Sikap OPEC+ Makin Bikin Runyam
Harga minyak semakin ambles setelah organisasi negara pengekspor minyak bumi dan sekutunya (OPEC+) melonggarkan pembatasan pasokan lebih cepat dari yang diperkirakan. Kedua hal ini memicu kekhawatiran pasokan minyak akan melebihi permintaan.
“Eskalasi tarif terus memperburuk prospek pertumbuhan global, meninggalkan risiko penurunan lebih lanjut terhadap permintaan minyak. Tanpa adanya tanda-tanda de-eskalasi, risiko tetap condong ke sisi negatifnya,” ujar kepala strategi komoditas di ING Groep NV di Singapura, Warren Patterson.
Trump terus mendorong penerapan bea masuk yang lebih tinggi untuk 60 mitra dagang yang ia sebut sebagai “pelanggar terburuk”. Dia juga baru saja menerapkan bea masuk sebesar 104% untuk banyak barang China setelah Beijing menerapkan retaliasi atau upaya balasan terhadap AS.
“Dengan asumsi China tidak mengumumkan putaran tarif balasan lainnya, Brent seharusnya dapat bertahan di atas US$ 60 per barel. Namun, jika kita melihat putaran pembalasan lainnya, maka penurunan lebih rendah hingga US$ 60 tampaknya mungkin terjadi,” tutur kepala riset komoditas dan karbon di Westpac Banking Corp, Robert Rennie.
Baca Juga: 10 Negara dengan Harga BBM Termurah di Dunia 2025, Maaf RI Tak Masuk
Penurunan harga minyak acuan dunia berpotensi menurunkan harga BBM dan penerimaan Indonesia. Lewat penghitungan data harian seperti Dow Jones Industrial untuk mengukur pergerakan industri domestik AS dan harga minyak Brent dengan metode ekonometrik, muncul perlambatan yang sangat signifikan sebesar minus 2,5%. Turunnya harga minyak juga bakal memicu penurunan harga komoditas lain seperti sawit.