Pemandangan udara menunjukkan kapal tunda membantu kapal tanker minyak mentah berlabuh di terminal minyak, di lepas Pulau Waidiao di Zhoushan, provinsi Zhejiang, China (Reuters/cnsphoto)
Dunia

Harga Minyak di Asia Terdampak Lemahnya Permintaan

  • Harga minyak sedikit berubah dalam perdagangan Asia pada Rabu, 24 Januari 2024. Hal itu karena permintaan yang lemah dan pemulihan pasokan membatasi reaksi pasar terhadap meningkatnya risiko geopolitik.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Harga minyak sedikit berubah dalam perdagangan Asia pada Rabu, 24 Januari 2024. Hal itu karena permintaan yang lemah dan pemulihan pasokan membatasi reaksi pasar terhadap meningkatnya risiko geopolitik.

Kontrak bulan Maret untuk minyak mentah Brent naik tipis 5 sen menjadi US$79,60 per barel pada 01.38 GMT. Minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 7 sen menjadi US$74,44 per barel.

“Permintaan yang lemah di tengah risiko pasokan yang berkelanjutan membuat minyak mentah terkurung dalam kisaran yang ketat,” kata analis ANZ dalam catatan kliennya, dikutip dari Reuters, pada Rabu.

Kontrak prompt-month untuk minyak Brent diperdagangkan dengan premi sebesar 42 sen dibandingkan dengan bulan berikutnya karena ketegangan geopolitik mendorong permintaan pasokan yang lebih dekat dalam jangka waktu yang lebih pendek.

Sebuah koalisi dari 24 negara yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris melakukan serangan baru terhadap pejuang Houthi di Yaman pada Selasa, 23 Januari 2024.

Serangan tersebut bertujuan untuk menghentikan serangan Houthi terhadap perdagangan global, demikian disampaikan oleh Inggris dalam sebuah pernyataan bersama.

AS menyatakan kelompok Houthi yang didukung oleh Iran telah melancarkan 26 serangan sejak akhir November terhadap kapal-kapal perdagangan di Laut Merah, jalur pelayaran yang digunakan oleh sekitar 12% dari perdagangan minyak global sebelum serangan tersebut.

AS juga melakukan serangan terhadap milisi yang terkait dengan Iran di Irak pada Selasa, menyusul serangan terhadap pangkalan udara Irak yang melukai pasukan AS.

“Tetapi berita bahwa Libya telah memulai kembali ekspor minyak dan pasokan AS mulai pulih dari kenaikan harga terbatas baru-baru ini,” kata analis ANZ.

Lapangan minyak Sharara Libya dengan kapasitas 300.000 barel per hari mulai beroperasi kembali pada 21 Januari setelah mengalami jeda terkait protes sejak awal Januari.

Otoritas pipa negara bagian tersebut menyampaikan, di Amerika Serikat, negara bagian penghasil minyak terbesar ketiga, North Dakota, menghidupkan kembali sebagian produksi minyak setelah mengalami gangguan akibat cuaca.

Namun, produksi masih turun hingga 300.000 barel per hari (bpd). Pada pertengahan Januari, produksi sempat melemah hingga 425.000 bpd akibat cuaca sangat dingin.