Ilustrasi
Dunia

Harga Minyak Jatuh Jelang Pertemuan Kebijakan Pasokan OPEC+

  • Harga minyak mengalami penurunan pada Senin, 4 Oktober 2021, menjelang pertemuan kebijakan pasokan OPEC+.

Dunia

Fadel Surur

TOKYO – Harga minyak mengalami penurunan pada Senin, 4 Oktober 2021, menjelang pertemuan kebijakan pasokan OPEC+. Pertemuan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi dunia ini akan memutuskan harga minyak akan naik atau bertahan ketika dunia perlahan pulih dari pandemi COVID-19.

Minyak mentah Brent turun 24 sen atau 0,3% pada $79,04 per barel pada 01.43 GMT. Harga itu mengalami kenaikan 1,5% minggu lalu, setelah sebelumnya mengalami kenaikan selama empat minggu berturut-turut. Harga minyak Amerika Serikat  turun 27 sen atau 0,4% ke US$$75,61 setelah naik selama enam minggu terakhir. 

Harga minyak terus naik di tengah pasokan yang mengalami gangguan dan pemulihan permintaan global, mendorong Brent ke level tertinggi hampir tiga tahun di atas $80 minggu lalu.

"Selera risiko telah terdorong oleh meningkatnya kepercayaan pada peningkatan kuat dalam pertumbuhan global… karena para investor terfokus pada pertemuan OPEC+ mendatang,” kata ANZ Research dalam sebuah catatan.

OPEC+, yang mengelompokkan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, dijadwalkan akan bertemu.

Kelompok itu menghadapi tekanan dari beberapa negara untuk memproduksi lebih banyak demi menurunkan harga karena permintaan sudah kembali lebih cepat daripada perkiraan di beberapa bagian dunia.

OPEC+ pada Juli 2021 setuju untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari setiap bulan hingga setidaknya April 2022 untuk menghapus 5,8 juta bpd dari pemotongan yang ada. Tetapi baru-baru ini empat sumber OPEC+ mengatakan pada Reuters bahwa produsen sedang mempertimbangkan untuk menambahkan lebih dari yang diharapkan.

Kenaikan paling dekat kemungkinan akan terjadi pada November, karena pertemuan terakhir OPEC+ telah memutuskan volume untuk Oktober.

Reli harga minyak juga telah didorong oleh kenaikan harga gas yang lebih besar dan mengalami lonjakan 300% dan diperdagangkan sekitar $200 per barel dalam perbandingan yang sebanding, mendorong peralihan ke bahan bakar minyak dan produk mentah lainnya untuk menghasilkan listrik dan kebutuhan industri lainnya.