Harga Minyak Melonjak Tajam Akibat Serangan Rudal Israel ke Iran
- Harga minyak dunia melonjak tajam pagi ini karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menyusul kabar serangan rudal Israel ke Iran. Dilansir dari Bloomberg, harga minyak mentah Brent berada di atas US$ 90 per barel secara tiba-tiba setelah sebelumnya mengalami penurunan.
Dunia
JAKARTA - Harga minyak dunia melonjak tajam pagi ini karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menyusul kabar serangan rudal Israel ke Iran. Dilansir dari Bloomberg, harga minyak mentah Brent berada di atas US$90 per barel secara tiba-tiba setelah sebelumnya mengalami penurunan.
Kenaikan ini dipicu oleh laporan-laporan yang belum diverifikasi tentang ledakan di Iran, Suriah, dan Irak. Israel mengatakan kepada Amerika Serikat bahwa mereka berencana untuk memberikan respons terhadap Teheran (ibu kota Iran) dalam rentang waktu 24 hingga 48 jam.
Para trader telah mempersiapkan diri sepanjang minggu ini untuk respons Israel terhadap serangan rudal dan pesawat tak berawak/drone dari Iran yang terjadi akhir pekan lalu. Ketegangan antara keduanya semakin memanas karena Iran memperingatkan agar tidak menyerang fasilitas nuklirnya.
- BUMN Indofarma (INAF) Benarkan Belum Bayar Gaji Karyawan, Bagaimana Keuangannya?
- Shell Tutup Semua SPBU di Medan 2024, Ini Alasannya
- Dampak Konflik Iran-Israel, Pemerintah Diminta Naikkan Kewaspadaan
“Laporan-laporan yang belum dikonfirmasi mengenai serangan-serangan di Timur Tengah mungkin menunjukkan bahwa ketakutan-ketakutan terburuk telah menjadi kenyataan,” ujar kepala strategi komoditas ING Groep NV di Singapura, Warren Patterson, dikutip dari Bloomberg, pada Jumat, 19 April 2024.
Warren mengatakan situasi saat ini mengarah ke risiko pasokan. Pasar mungkin akan mulai menetapkan harga dengan premi risiko yang lebih tinggi. Bloomberg mencatat, harga minyak mentah telah mengalami penguatan sepanjang tahun ini sebagai akibat dari konflik di Timur Tengah dan pengurangan pasokan oleh OPEC+.
Wilayah Timur Tengah sendiri menyumbang sekitar sepertiga dari pasokan minyak mentah global. Harga yang lebih tinggi, jika terus berlanjut dapat meningkatkan risiko bagi perekonomian global dan menimbulkan tantangan bagi para gubernur bank sentral yang berusaha untuk menjinakkan inflasi.
Di antara laporan-laporan tersebut, ABC News menyebutkan informasi terkait rudal-rudal Israel telah menyerang sebuah situs di Iran dari seorang pejabat AS. Sementara di Iran, kantor berita semiofficial Fars dan Tasnim juga melaporkan adanya suara ledakan terdengar di pusat kota Isfahan. Penyebabnya masih belum diketahui.
- Gunung Api Ruang Erupsi, Status Dalam Level Siaga
- Serba Bisa, CEO Perusahaan Ketar-Ketir Posisinya Digantikan AI
- Pro-Palestina, Sembilan Karyawan Google Ditangkap
Selain itu, kantor berita Mehr menyatakan penerbangan telah ditangguhkan di Teheran, Isfahan, dan Shiraz. “Kami terus menyoroti meningkatnya risiko bahwa perang ini akan naik ke tangga eskalasi,” analis RBC Capital Markets LLC termasuk Helima Croft mengatakan dalam sebuah catatan sebelum lonjakan minyak mentah.
Mereka menyatakan pasokan minyak dapat terperangkap dalam konflik yang bermetastasis ini. Bloomberg mencatat, selain kenaikan harga, juga terjadi peningkatan volume perdagangan minyak. Lebih dari 170.000 lot Brent dan hampir 190.000 WTI diperdagangkan dalam empat jam pertama sesi ini, jumlah yang jauh lebih banyak dari biasanya.