oil-well-g2dc418d8f_1920.jpg
Nasional

Harga Minyak Mentah Terus Terkerek di Tengah Rencana Sanksi Baru Uni Eropa

  • Harga minyak mentah dunia terus terkerek di tengah sejumlah hantaman sanksi energi yang dikeluarkan Uni Eropa kepada Rusia. Pada perdagangan hari ini Rabu, 25 Mei 2022, harga minyak mentah brent untuk pengiriman bulan Juli menguat 1,17% menjadi sebesar US$114,92 per barel dikutip pukul 11:51 WIB.

Nasional

Muhammad Farhan Syah

JAKARTA – Harga minyak mentah dunia terus terkerek di tengah rencana penerapan paket sanksi energi baru yang dikeluarkan Uni Eropa kepada Rusia. Pada perdagangan hari ini Rabu, 25 Mei 2022, harga minyak mentah brent untuk pengiriman bulan Juli menguat 1,17% menjadi sebesar US$114,92 per barel dikutip pukul 11:51 WIB.

Penguatan harga minyak mentah pada hari ini dipengaruhi sentimen terbatasnya ketersediaan pasokan global akibat sanksi energi yang dikeluarkan Uni Eropa diikuti dengan meningkatnya permintaan global pasca-pandemi COVID-19.

“Brent melonjak 1% menuju US$115 per barel pada hari Rabu, naik untuk sesi kelima berturut-turut, di tengah prospek pasokan global yang lebih ketat dan ekspektasi permintaan yang lebih kuat,” tulis keterangan laman tradingeconomics.com

Harga minyak mentah dunia telah menguat dalam lima hari perdagangan terakhir. Pada Kamis, 19 Mei 2022, harga minyak brent melonjak 2,69% menjadi US$112,04, diikuti penguatan di hari berikutnya pada tanggal 20, 23 dan 24 mei dengan masing-masing kenaikan sebesar 0,46%, 0,77% dan 0,12%.

Secara pergerakan teknikal, titik resisten terdekat harga minyak brent berada pada level US$ 115,69. Jika harga berhasil menembus level tersebut, diproyeksikan harga minyak Brent dapat menguat lebih tinggi. 

Namun begitu, jika melihat indikator teknikal momentum yang lazim digunakan seperti MACD (Moving Average Convegance Divergence), RSI (Relative Strange Index) atau Stochastic, harga mulai memasuki area jenuh beli (Overbought) yang mengindikasikan akan adanya penguatan terbatas pada harga minyak mentah brent.

Sementara itu, salah satu pendiri Uni Eropa yakni Perancis melalui Menteri Luar Negerinya mengatakan bahwa mereka konsisten mengecam rencana penerapan sejumlah paket sanksi baru Uni Eropa kepada Rusia yang dapat berakibat semakin terbatasnya pasokan minyak mentah dunia.